Combiphar Selalu Memperbarui Strategi (2)

Marketing.co.id – Menggunakan platform digital, bagi Michael Wanandi, President Director PT Combiphar, dari sisi korporasi sendiri bertujuan meningkatkan awareness mengenai visi dan misi perusahaan, lini produk yang dimiliki, dan khususnya komitmen untuk terus mengedukasi serta mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Ini dilakukan sebagai bagian dari memperbarui strategi guna menjangkau seluruh masyarakat yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Karenanya, Combiphar dapat menjadi semakin dekat dengan konsumen dan pelanggan.

Michael Wanandi - CEO Combhiphar, Combhiphar, combhiphar group
Michael Wanandi, President Director PT Combiphar. Foto: Majalah MARKETING/LL.

Sedangkan dari sisi brand, platform digital digunakan untuk memberikan edukasi mengenai produk-produk Combiphar serta program aktivasinya. Dengan regulasi yang ada saat ini, brand memiliki keterbatasan dalam beraktivitas secara digital karena adanya peraturan khusus oleh BPOM untuk obat-obat bebas dan obat bebas terbatas. Namun, rekam jejak beberapa produk unggulan menunjukkan bahwa awareness terhadap produk justru lebih meningkat berkat penyebaran informasi dari para warganet.

“Pastinya, kami menggunakan teknologi digital baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. Untuk kebutuhan internal, kami menggunakan platform bernama CombiConnect sebagai sarana untuk berbagi informasi terkait strategi maupun aktivitas perusahaan, inovasi, dan aspirasi seluruh karyawan Combiphar,” papar dia.

Sementara untuk kebutuhan eksternal, Combiphar menggunakan media sosial yakni  Instagram, Facebook, dan Twitter untuk memaksimalkan awareness mengenai nilai-nilai perusahaan, aktivitas perusahaan, dan promosi lini produk Combiphar. Ada pula MoCehat, sebuah aplikasi digital yang menghubungkan produsen obat, dokter, dan pasien, sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lebih efektif dan efisien.

“Namun, dengan dinamika yang sangat cepat di era ini, kami menerapkan fokus yang berbeda, yakni bekerja sama dengan beberapa perusahaan e-commerce untuk lebih memudahkan masyarakat mendapatkan produk-produk Combiphar. Kami merasa, pemasaran melalui platform digital lebih efektif menjangkau konsumen, namun bukan berarti kami meninggalkan pemasaran above the line,” tandas Michael.

Saat ini, Combiphar sendiri masih lebih banyak menjual produk melalui saluran penjualan yang konvensional dibandingkan e-commerce. Hal ini karena adanya regulasi yang cukup ketat di industri farmasi, sehingga ruang gerak untuk memasarkan produk di e-commerce tidak seleluasa produk-produk barang konsumen non-obat lain. Selain itu, kebiasaan masyarakat Indonesia ketika membeli obat cenderung dilakukan secara langsung di apotek, pasar tradisional maupun modern.

Meski demikian, Michael menegaskan bahwa hal tersebut tidak menghalangi Combiphar untuk terus memperbarui strategi, beradaptasi dan akan terus fokus mengembangkan pemasaran melalui e-commerce. “Cita-cita kami adalah  membantu membangun  generasi Indonesia yang lebih sehat dan aktif dan memelopori masa depan yang sehat (Championing a Healthy Tomorrow) yang secara konsisten kami wujudkan pada seluruh strategi dan aktivitas Combiphar,” tutup Michael.

Marketing.co.id | Info & Portal Berita Marketing dan Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here