BRI Beberkan Restrukturisasi Kredit Dampak Covid-19

Marketing.co.id  – Berita Ekonomi | Dirut BRI Sunarso menjelaskan, bank yang dipimpinnya sudah melakukan realisasi restrukturisasi kredit untuk debitur terdampak pandemi Covid-19. Selama periode 16 Maret-31 Mei 2020, BRI telah merestrukturisasi kredit sebanyak 2.634.901 nasabah, dengan total baki debet (saldo pokok) Rp 160,5 triliun.

“Mikro ada 1.281.743 debitur sebesar Rp 60,61 triliun, kredit usaha rakyat (KUR) 1.232.603 debitur Rp 21,91 triliun, ritel 90.609 debitur Rp 67,76 triliun, consumer 30.877 debitur Rp 8,42 triliun, dan menengah korporasi 69 debitur Rp 1,83 triliun,” ungkap Sunarso saat Webinar HIPMIxBUMN bertajuk “Perbankan di Era New Normal (Relaksasi dan Stimulus Kredit di Dunia Usaha)” (17/6/2020).

Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu juga memaparkan beberapa skema restrukturisasi per segmen di BRI bagi UMKM. Untuk pelaku usaha mikro kecil dan ritel terdapat empat skema yang telah disiapkan oleh BRI. Pertama, bagi debitur yang mengalami penurunan omzet sampai dengan 30 persen, akan direstrukturisasi dengan memberikan keringanan suku bunga yang diturunkan dan diberikan perpanjangan jangka waktu kredit.

“Lalu untuk skema kedua, bagi debitur yang mengalami penurunan omzet dari 30-50 persen, akan direstrukturisasi penundaan pembayaran bunga dan angsuran pokok selama 6 bulan,” ujarnya.

Skema ketiga, lanjut Sunarso, yaitu bagi debitur yang mengalami penurunan omzet lebih dari 50-75 persen, diberikan restrukturisasi penundaan pembayaran bunga selama 6 bulan dan penundaan angsuran pokok selama 12 bulan.

“Skema empat, debitur yang mengalami penurunan omzet lebih dari 75 persen, restrukturisasi kredit berupa penundaan pembayaran bunga selama 12 bulan dan penundaan angsuran pokok selama 12 bulan,” tuturnya.

BRI

Sedangkan untuk kredit consumer, dibagi menjadi tiga skema. Skema pertama, debitur yang mengalami penurunan penghasilan sampai dengan 10 persen diberikan keringanan terkait perpanjangan jangka waktu kredit maksimal 12 bulan, sementara pokok dan bunga kredit tetap dibayarkan.

Kemudian, skema kedua debitur yang mengalami penurunan penghasilan 10 persen sampai dengan 30 persen, diberikan restrukturisasi penundaan pembayaran angsuran pokok maksimal 12 bulan, dan pembayaran bunga yang lebih ringan. Lalu skema ketiga, debitur yang mengalami penurunan penghasilan 30 persen akan direstrukturisasi penundaan pembayaran angsuran pokok dan bunga maksimal 12 bulan.

“Untuk pelaku usaha menengah dan korporasi hanya ada dua skema saja, yaitu skema pertama, bagi debitur yang mengalami penurunan omzet sampai dengan 20 persen begitupun dengan debitur yang penurunan omsetnya lebih dari 20 persen dan juga terdampak fluktuasi kurs, maka diberikan restrukturisasi penjadwalan angsuran pokok dan penurunan suku bunga,” pungkasnya.

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here