Fokus Ekosistem Wirausaha Sosial, DBS Hadirkan SME Banking

Memulai suatu bisnis bisa menjadi pengalaman menakutkan bagi sebagian orang. Terutama ketika membayangkan risiko kerugian yang cukup tinggi. Selain itu, sulitnya akses terhadap pinjaman modal juga menjadi pertimbangan dalam merintis usaha baru. Wirausahawan membutuhkan lembaga keuangan yang memberikan layanan yang lengkap, aman dan sesuai, dengan kebutuhan usaha.

Oleh sebab itu, wirausahawan perlu berhati-hati dalam menentukan lembaga keuangan rekanan, sebab akan menentukan pertumbuhan dan kesuksesan usaha mereka. Selain modal, sejatinya para wirausahawan juga membutuhkan mentoring serta konsultasi bisnis dan keuangan, seperti ketika ekspansi atau penjualan bisnis mereka.

Di Indonesia, jumlah wirausahawan tumbuh signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada pertengahan 2017 jumlah wirausahawan di Indonesia sebesar 3,1 persen dari total penduduk, naik dari 1,7 persen pada tahun sebelumnya.  Kendati naik, proporsi tersebut masih di bawah Singapura sebesar 7 persen, Malaysia sebesar 6 persen, dan Thailand sebesar 5 persen.

Apalagi pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berusaha meningkat jumlah wirausahawan dengan menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga rendah sebesar 9 persen.

Hal ini merupakan peluang bagi lembaga keuangan seperti perbankan untuk mengisi peningkatan permintaan modal usaha tersebut. Selain datang dari perbankan, layanan kredit modal usaha juga sudah ditawarkan oleh perusahaan teknologi finansial (fintech).

Kontribusi Fintech bagi Wirausaha Sosial

Di Indonesia sudah terdapat sejumlah fintech yang khusus memberikan layanan pinjaman. Melalui persyaratan yang mudah dan cepat, dalam waktu 1-2 hari nasabah sudah dapat menerima dana yang dibutuhkan. Kepraktisan ini menjadi alternatif bagi nasabah yang membutuhkan dana mendesak, sehingga bank perlu berinovasi dalam menarik nasabah-nasabah baru.

Salah satu innovasi yang dilakukan Bank DBS melalui layanan DBS SME Banking. Program yang sudah berjalan sejak 40 tahunan yang lalu,  menyalurkan pinjaman modal untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Melalui layanan ini nasabah bisa mengajukan peminjaman modal usaha dengan menjaminkan properti dan deposito berjangka mereka.

Melalui pembukaan akun bisnis DBS, nasabah bisa mengajukan pinjaman modal kerja atau pinjaman berjangka dengan jaminan properti atau deposito berjangka. Nasabah hanya perlu mengisi permohonan pinjaman melalui kantor cabang maupun telepon.

 DBS juga menyediakan berbagai layanan untuk mendukung keberlangsungan bisnis yang dijalankan para wirausahawan.  DBS menyediakan aplikasi mobile yang didesain untuk UMKM. Aplikasi ini menyediakan penasihat bisnis virtual dan informasi terkait tren pasar terbaru, selain memberikan akses eksklusif ke komunitas bisnis. Termasuk di dalamnya modal ventura dan para wirausahawan dari seluruh Asia.

“Kami ingin memberikan nasehat, wawasan dan akses untuk membangun bisnis dan mempertajam keunggulan kompetitif mereka,” ujar Joyce Tee, Regional Head of DBS SME Banking.

Untuk mendukung operasional bisnis nasabah, terutama yang memiliki bisnis ritel, DBS memberikan opsi layanan rekening virtual. Melalui layanan ini nasabah bisa mengatur beberapa nomor rekening virtual untuk keperluan transaksi yang berbeda, sehingga dapat mengetahui detail jenis dan sumber pengirim uang secara otomatis. Untuk menggunakan layanan ini, nasabah hanya perlu memiliki rekening giro perusahaan di DBS.  

DBS melalui layanan SME Banking telah memperoleh penghargaan sebagai bank khusus UMKM terbaik di Asia Pasifik pada 2016. Selain itu delapan kali berturut-turut sejak 2009, DBS juga ditetapkan sebagai bank paling aman di Asia Pasifik, serta bank digital terbaik di dunia versi Euromoney Awards of Excellence pada 2016.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.