Haruskah Media Sosial Diajarkan di Sekolah?

anak sekolahMedia sosial kini menjadi hobi yang populer dan sangat umum di kalangan anak-anak sekolah. Media sosial memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak orang di dunia.

Sebagian besar pengguna media sosial masih berada di bangku sekolah. Meskipun terdapat banyak manfaat dalam penggunaannya, media sosial juga memiliki efek negatif yang serius dan dapat mengakibatkan cyber bullying. Haruskan bahaya penggunaan media sosial serta keamanan berinternet diajarkan di sekolah?

Pasalnya, lebih dari sepertiga anak usia 9-12 tahun diyakini memiliki akun Facebook – terlepas fakta bahwa batas usia minimum pengguna Facebook adalah 13 tahun. Sayangnya, anak-anak tampaknya tidak memperhatikan bahwa media sosial juga bisa membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain.

Banyak anak-anak yang tidak menyadari bahwa sesuatu yang di-posting secara online mungkin disalahartikan oleh orang lain dan tidak sepenuhnya dihapus dari sejarah internet. Karenanya, anak-anak perlu diajarkan agar tidak menulis apapun yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

Anak-anak harus disadarkan bahwa menyukai atau retweet komentar atau posting dalam isi komentar dapat berpotensi mencemarkan nama baik seseorang – sebuah konsep yang tidak terpikirkan oleh anak-anak ketika menggunakan media sosial, terutama jika mereka masih berusia 9 tahun.

Sekolah mungkin perlu mengajarkan siswa mereka tentang potensi risiko dari posting mereka di Facebook pada aplikasi masa depan untuk universitas atau pendidikan tinggi lainnya, dan bahkan untuk pekerjaan di masa depan.

Sebuah peraturan baru sudah terbentuk di California yang bertujuan untuk mencegah posting yang dapat mencemari masa depan seseorang dengan memastikan semua jejaring sosial memiliki pilihan untuk menghapus posting masa lalu bagi anak-anak.

Di samping itu, media sosial juga sering kali menjadi sumber cyber bullying terutama karena para penganiaya sering dapat bersembunyi di balik nama samaran mereka. Dengan begitu pengganggu tidak akan selalu menyadari perasaan yang dirasakan para korban mereka.

Bagi beberapa individu, ketersediaan media sosial juga telah memperburuk masalah bullying. Hal itu dikarenakan mereka tidak bisa melarikan diri dari bullying di sekolah. Jaringan media sosial dalam beberapa kasus hanya mentransfer masalah ke area baru, sehingga bullying dapat terus ada setiap saat.

Bahaya media sosial dan cyber bullying paling baru dapat terlihat dalam kasus yang dialami bocah 14 tahun Hannah Smith yang ditemukan tergantung di kamar tidurnya setelah mengalami kekerasan di situs ask.fm Agustus 2013.

Oleh karena itu, sungguh penting mengajarkan anak-anak pengunaan media sosial yang tepat dan bahaya posting komentar yang menyakitkan di sekolah. Di samping itu, sekolah juga harus menyediakan platform dukungan yang cukup bagi anak-anak yang menjadi korban sehingga mereka bisa datang dan meminta bantuan.

Sebenarnya, bentuk pendidikan ini telah dikenalkan ke beberapa sekolah dan bahkan sudah menjadi bagian dari kurikulum di Inggris dan Wales. Ini menunjukkan bahwa sudah ada upaya sekolah untuk mengajar siswa sisi positif dan negatif media sosial dan pentingnya menyiapkan pengaturan privasi guna melindungi diri dari individu-individu yang berpotensi membahayakan mereka.

Sebagian siswa sering mengakses akun media sosial mereka di luar jam sekolah. Dapat dikatakan orang tua merekalah yang seharusnya mendidik mereka tentang bahaya dan manfaat menggunakan media sosial.

Orang tua juga merupakan sosok yang menyediakan mereka smartphone dan komputer. Orang tua harus menjadi orang pertama yang bertanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak mereka masalah yang mungkin muncul dari penggunaan media sosial.  

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda pikir harus ada pelajaran media sosial bagi sisiwa di sekolah? Ataukah hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua?

Sumber: SocialMediaToday | Editor: Wahid FZ, Sekar Ayu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.