Jual Beli di Media Sosial Kian Populer, 46% Masyarakat Tak Tahu Platform Social Commerce

platform social commerce
Ilustrasi social commerce

46% masyarakat Indonesia masih belum mengetahui tentang platform social commerce

Marketing.co.id – Berita Marketing | Masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat familiar dengan eCommerce sebagai situs jual beli online. Namun, ada istilah lain dari situs jual beli online, yakni social commerce.

Social commerce adalah pemanfaatan media sosial untuk promosi, menjual, dan membeli langsung, baik melalui aplikasi media sosial maupun bertemu langsung.

Perkembangan social commerce disebabkan oleh celah dalam penetrasi eCommerce di area luar kota-kota besar. Dengan adanya perantara, seperti seller, penetrasi ke area-area tersebut akan semakin besar dan social commerce menjadi jawaban atas tantangan tersebut.

Social commerce berupaya menggabungkan antara eCommerce dan interaksi sosial. Adanya perantara yang berinteraksi langsung dengan komunitas maupun lingkungan di sekitarnya, maka akan terbentuk kepercayaan, optimalisasi proses manual, meningkatkan penjualan, serta pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah.

Banyak brand yang lebih memilih social commerce dibandingkan eCommerce karena dianggap lebih menjanjikan dan dapat mendekatkan jarak antara brand dan konsumen.

Peningkatan penggunaan media sosial telah menjadikan social commerce sangat menjanjikan. Bain & Co menyampaikan, di tahun 2019, social commerce telah merajai pasar di Asia Tengaara (40%) dari total transaksi eCommerce, yakni sebesar 109 miliar USD. Angka ini pun diprediksi akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya penggunanaan media sosial.

We Are Social dan Hootsuite menyampaikan bahwa, pengguna media sosial di Indonesia hingga awal 2021 mencapai 62% dari total populasi. Dan, 60% dari pengguna memanfaatkannya untuk menjalankan bisnis dan menjalin relasi.

Laporan terbaru Populix berjudul ““The Social Commerce Landscape in Indonesia” menunjukkan bahwa 52% masyarakat Indonesia sudah mengetahui akan tren transaksi jual beli melalui media sosial. Social commerce kian popular karena menjadi opsi baru untuk berbelanja online secara mudah dan memungkinkan interaksi langsung dengan penjual sambil menjelajahi media sosial tanpa harus berpindah aplikasi. Sementara dari sisi penjual, social commerce memungkinkan mereka menjangkau calon pelanggan yang lebih luas.

Laporan Populix tersebut menunjukkan bahwa 86% masyarakat Indonesia pernah belanja di media sosial TikTok Shop (45%), WhatsApp (21%), Facebook Shop (10%), dan Instagram Shop (10%). Sementara itu, di tengah munculnya berbagai situs social commerce, Populix menemukan bahwa 64% masyarkat Indonesia masih belum mengetahui tentang platform social commerce.

Di antara masyarakat yang mengetahui platform social commerce, 35% dari mereka mengatakan belum pernah menggunakan platform tersebut. Evermos (22%), Kitabeli (14%), dan Dusdusan (12%) adalah tiga platform social commerce paling banyak digunakan.

Dari segi demografi pengguna, sebagian besar pengguna ketiga platform tersebut berasal dari luar Jakarta, misalnya Evermos yang didominasi oleh masyarakat Bandung, Kitabeli didominasi oleh masyarakat Surabaya, dan Dusdusan yang didominasi oleh masyarakat Semarang.

Social Media marketing untuk meningkatkan penjualan

Mungkin Anda sudah terbiasa mendengar orang-orang berbicara tentang konsep social media marketing. Namun, untuk sebagian orang istilah ini masih terdengar asing karena social media marketing baru popular beberapa tahun terakhir.

Social media marketing adalah sebuah proses pemasaran yang dilakukan melalui pihak ketiga, yaitu website berbasis media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, Google+, YouTube, Twitter, LinkedIn, WhatsApp, Tumblr, dan Pinterest. Teknik online marketing ini sekarang banyak digemari para marketer. Alasan utama mereka biaya promosinya murah. Bahkan, jika semuanya dikerjakan sendiri tidak akan ada biaya sama sekali alias gratis!

Saat ini banyak pemilik bisnis yang berpikir bahwa yang paling penting dalam social media marketing adalah membuat konten yang bisa viral sehingga bisnis atau produk menjadi dikenal masyarakat. Kenyataannya, banyak bisnis yang sukses membuat konten viral tapi kesulitan mempertahankan bisnis dan bersaing di pasar.

Di sisi lain, banyak juga bisnis yang sukses dalam menjalankan social media marketing tanpa menjadi viral dan memiliki jumlah pengikut yang tak banyak. Hal tersebut terjadi karena untuk mencapai tujuan bisnis diperlukan strategi yang matang dan lebih dari sekadar konten viral.

Sebelum menyusun strategi social media marketing, setidaknya ada 3 aspek penting yang perlu dipahami dan diperhatikan. Yang pertama dan yang paling mendasar adalah memahami profil calon pembeli dari produk atau layanan yang ditawarkan. Yang kedua adalah menentukan kanal-kanal media sosial yang hendak digunakan dan yang terakhir adalah menyusun strategi konten agar sesuai dengan kanal media sosial yang dipilih.

Anda bisa membaca artikel lainnya tentang Social Media Marketing lainnya di Marketing.co.id di sini.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.