KAHMIPreneur Ciptakan Gerakan 15.000 Wirausahawan Baru

Saat ini masih banyak lulusan perguruan tinggi yang berpikiran untuk menjadi pekerja kantoran daripada menjadi pencipta lapangan kerja. Menurut data dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) sekitar 8,8 persen dari total 7 juta pengangguran di Indonesia merupakan sarjana yang menganggur pascalulus. Sebuah angka yang cukup mengkhawatirkan sehingga akhirnya mendorong KAHMI melalui KAHMIPreneur melakukan MOU dengan tiga lembaga untuk dapat mencetak enterpreneur yang berkualitas. Salah satu lembaga tersebut adalah Universitas Padjajaran.

Memasuki era pasar tunggal maka persaingan global antara negara akan semakin ketat sedangkan dari segi kualitas, enterprenur Indonesia di pentas global masih kalah jauh. Sejalan dengan hal tersebut maka KAHMI bekerjasama dengan Universitas Padjajaran dan Kementerian Koperasi & UKM bertekad menciptakan 15.000 wirausahawan baru. Secara statistik gerakan-gerakan kewirausahaan nasional sepanjang tahun menurut Kementerian Koperasi dan UKM mencatat peningkatan sekitar 1,56%. Angka yang relatif masih kecil dibanding dengan negara lain.

Kamrusammad, Presidium Majelis Nasional KAHMI (kedua dari kiri) saat mencanangkan gerakan 15.000 Wirausaha HMI di Bandung, Jawa Barat.

KAHMI melalui program KAHMIPreneur telah mencetak sekitar 750.000 anggota HMI yang aktif berwirausaha sehingga tidak menutup kemungkinan adanya 15.000 pencetak lapangan kerja dari HMI. Perubahan pola pikir yang selama ini dari pencari kerja harus dibalik menjadi pencipta kerja, dimulai bahkan sebelum lulus perguruan tinggi. Dengan pola pikir seperti itu maka tidak akan adalagi sibuk mencari kerja tapi justru malah membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya 15.000 anggota yang bisa dicetak menjadi wirausaha, bisa dibayangkan berapa lapangan kerja yang tersedia, ujar Presidium Majelis Nasional KAHMI, Kamrusammad. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Saddam Aljihad, Ketua Umum PB HMI juga berkomitmen akan menyiapkan 15.000 enterpreneur baru untuk menyambut bonus demografi 2030, sekaligus menjawab tantangan Revolusi Industri ke empat saat ini. Banyaknya kader-kader HMI yang tersebar di seluruh Nusantara, maka diharapkan tidak hanya untuk diri mereka saja, tapi bisa ikut memajukan ekonomi bangsa selain juga untuk mengurangi pengangguran secara signifikan yang masih menjadi masalah Indonesia hingga saat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.