Konsumen Baru yang Mengubah Gaya Pemasaran

Perubahan demografi, teknologi, dan lingkungan yang terjadi di Indonesia akan mengubah perilaku konsumen di Indonesia. Muncul konsumen-konsumen jenis baru yang akan mengubah gaya pemasaran di masa mendatang. Seperti apa perubahan yang terjadi?

konsumen digital

Xiaomi mendapatkan momen penjualan paling fantastis di Indonesia. Ponsel buatan Tiongkok yang sedang happening di negaranya itu berhasil terjual 15 ribu unit dalam waktu 10 menit!

Merek Xiaomi dijual melalui situs online Lazada. Melalui cara penjualan flash sale, dimana pembeli hanya diberi waktu singkat untuk melakukan pembelian, maka banjir pembelian pun terjadi. Tentu saja penjualan yang habis dalam waktu 10 menit tersebut hanya bisa dilakukan lewat online. Ini berbeda dengan rekor-rekor penjualan ponsel sebelumnya seperti Nexian maupun Blackberry yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk habis karena adanya antrean di toko.

Menjadi salah satu pemilik merek ponsel yang pertama seperti menjadi gengsi bagi konsumen. Apalagi launching ponsel selalu disertai diskon “gila-gilaan”. Namun, ambisi ini makin termanjakan dengan adanya internet. Konsumen mudah mencari-cari di internet dan kemudian membeli melalui sentuhan jari saja.

Kedekatan konsumen dengan dunia online menjadi salah satu ciri saja perilaku konsumen yang terlihat berbeda akhir-akhir ini. Pertumbuhan internet di Indonesia yang semakin dahsyat memang menciptakan konsumen yang mulai memilih belanja online sebagai salah satu cara berbelanja. Selain itu juga ada beberapa perubahan perilaku yang mewarnai konsumen Indonesia, sehingga para marketer pun perlu mewaspadai perubahan ini dengan baik.

Apa sebenarnya yang melatarbelakangi konsumen Indonesia mengalami perubahan perilaku? Sepuluh tahun yang lalu, Handi Irawan pernah meluncurkan buku tentang 10 perilaku konsumen Indonesia. Seperti diprediksi oleh Handi Irawan, beberapa perilaku dalam buku tersebut akan mengalami perubahan di masa mendatang. Jika dahulu konsumen Indonesia tidak sadar lingkungan dan tidak peduli lingkungan, maka pada masa sekarang konsumen sudah mulai memilih makanan yang sehat dan memerhatikan lingkungan dalam memilih produk.

Perubahan demografi adalah salah satu pendorong terjadinya perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir ini terjadi perubahan demografi di Indonesia. Semakin meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat Indonesia menciptakan masyarakat baru di Indonesia, seperti kelas menengah yang semakin besar, meningkatnya kelompok-kelompok produktif, dan berkurangnya tingkat kelahiran.

Pendapatan masyarakat yang semakin besar di satu sisi memang terlihat baik. Namun di sisi lain, semakin tingginya kemakmuran masyarakat di sebuah negara menciptakan berbagai penyakit baru. Bila pada saat negara masih miskin, penyakit-penyakit seperti cacar dan muntaber menjadi penyakit yang dominan. Namun saat negara makin makmur, penyakit-penyakit modern menjadi dominan seperti stroke, jantung, kanker, AIDS, dan lain-lain. Jangan heran jika Anda akan menemukan jenis-jenis penyakit baru di masa mendatang.

Selain demografi, perubahan teknologi juga menjadi penyebab terjadinya perubahan perilaku konsumen. Yang banyak terlihat adalah masuknya internet dalam keseharian konsumen. Kini konsumen merasa tidak bisa hidup tanpa bantuan internet. Konsumen bahkan merasa terdorong untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Konsumen juga semakin percaya bahwa internet menjadi saluran komunikasi dan distribusi bagi produk-produk yang mereka inginkan.

Sebetulnya internet tidak hanya menjadi satu-satunya perubahan teknologi yang muncul di masyarakat. Teknologi seperti biotechnology dan medical technology membuat konsumen semakin percaya terhadap teknologi yang mengatur dan membantu kehidupan mereka.

Faktor lain yang akan mengubah perilaku konsumen adalah masalah lingkungan. Kerusakan lingkungan yang semakin parah, isu global warming, dan sulitnya mendapatkan sumber daya alam perlahan akan membuat konsumen semakin sadar lingkungan. Harus diakui, perhatian konsumen di Indonesia terhadap lingkungan sampai sekarang masih terbilang minim. Namun, adanya tekanan dan policy dari pemerintah serta keadaan lingkungan yang dirasakan akan memaksa konsumen untuk sadar terhadap lingkungan.

Salah satu masalah yang dihadapi konsumen adalah sampah yang semakin menumpuk. Manajemen sampah akan menjadi masalah di tiap rumah tangga sehingga konsumen akan mulai berpikir untuk membeli produk-produk daur ulang dan tidak terbebani sampah. Salah satunya dilakukan juga dengan mengurangi konsumsi plastik dan material lain yang tidak langsung hancur oleh tanah.

Online Consumers

Konsumen baru di Indonesia akan semakin menjadi konsumen online. Para marketer nantinya tidak lagi melakukan segmentasi pasar secara tradisional, namun mereka harus berpikir bagaimana membagi segmen konsumen mereka secara online. Berdasarkan hasil survei, orang-orang yang berusia mapan akan semakin banyak melakukan belanja online. Jika dulu belanja online didominasi oleh kelompok muda, kini kelompok 30 tahun ke atas semakin banyak yang berbelanja online. Itu artinya pasar online pun akan semakin membesar dan marketer harus mulai berpikir memindahkan sebagian channel mereka ke online.

Connected Consumers

Konsumen baru akan selalu merasa terhubung dan ingin terhubung dengan orang lain. Mereka selalu meminta rekomendasi dari orang lain ketika membeli produk atau merek. Mereka juga terbiasa membagi sesuatu. Connect dan share menjadi bagian dari kehidupan konsumen. Oleh karenanya marketer tidak boleh melihat konsumen sebagai satu konsumen, tetapi merupakan satu jaringan yang terhubung dengan konsumen lain.  Termasuk juga adaptasi dengan budaya lain secara mudah dan cepat dapat dilakukan konsumen.

Long Term Consumers

Konsumen baru di Indonesia semakin berpikiran jangka panjang. Internet membuat konsumen semakin terinformasi dengan baik akan hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan. Konsumen lebih bisa memprediksi sesuatu sehingga merasa membutuhkan persiapan jangka panjang. Apalagi pendapatan konsumen Indonesia juga semakin meningkat sehingga pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat jangka panjang bisa mereka lakukan. Pertumbuhan pengguna asuransi yang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa konsumen makin melihat jangka panjang.

Loping Consumers

Konsumen mudah berpindah-pindah dari satu hal ke hal lain. Ini dikarenakan teknologi memudahkan mereka untuk melihat-lihat serta berpindah dari satu window ke window yang lain. Akibatnya dalam keseharian mereka semakin sulit menjadi loyal, terbiasa multitasking, dan cenderung mencoba berbagai merek karena rekomendasi orang lain. Lihat saja merek Xiaomi yang tiba-tiba melejit dan banyak dibeli konsumen di Indonesia. Padahal sebelumnya kita tidak pernah mengenal merek ini. Di masa mendatang akan timbul-tenggelam merek-merek baru, dan marketer harus mengantisipasi hal ini.

Health Conscious Consumers

Konsumen baru Indonesia akan mempertimbangkan kesehatan sebagai salah satu faktor dalam memilih produk. Berkembangnya outlet-outlet modern akan semakin mengakomodasi kebutuhan konsumen akan produk yang menyehatkan. Sekalipun mungkin konsumen tidak paham benar soal kandungan produk yang sehat dan tidak, namun konsumen membutuhkan komunikasi soal “sehat” di dalam produk yang akan mereka beli. Demam lari dan bersepeda juga menjadi contoh bahwa konsumen Indonesia semakin sadar akan kesehatan.

Environmental Friendly Consumers

Benarkah konsumen Indonesia peduli lingkungan? Banyak yang masih pesimistis soal ini. Dalam hal lingkungan, konsumen Indonesia belum sampai tahap tidak membeli produk-produk yang tak ramah lingkungan, tetapi mereka akan mulai berpikir soal efisiensi dan penghematan sumber daya. Misalnya, ketika membeli mobil, mereka akan berpikir soal bagaimana mengirit bahan bakar kendaraan. Konsumen juga mulai memilih produk-produk yang hemat listrik dan makan dengan bungkusan yang praktis dan tidak menghabiskan tempat.

Pj Rahmat Susanta

Pemimpin Redaksi Majalah Marketing

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.