Kunjungan Pasien Menurun, JEC Gagas Kegiatan Edukasi Ingatkan Bahaya Glaukoma

Marketing.co.id Berita Lifestyle | Dalam rangka memperingati World Glaucoma Week 2021, JEC Eye Hospitals and Clinics menggagas rangkaian kegiatan guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya glaukoma yang masih mengancam – termasuk anjuran penanganannya selama pandemi COVID-19. Selain menggelar webinar untuk publik dan promo layanan glaukoma, JEC menghadirkan JEC Eye Talks – sesi diskusi seputar kesehatan mata yang melibatkan dokter ahli JEC dan para media di Indonesia.

JEC Eye Talks

Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Subspesialis Glaukoma, dan Ketua Layanan Glaukoma JEC Eye Hospitals & Clinics mengatakan, penanganan glaukoma tanpa pemeriksaan teratur pada dasarnya berbahaya. Sebelum pandemi, pada pasien yang berkunjung rutin pun masih didapati adanya peningkatan tekanan bola mata atau kerusakan saraf optik. Mengingat glaukoma bisa asimtomatik, sangat mungkin penderita tidak menyadari terjadinya penurunan fungsi penglihatan mereka.

“Artinya, menunda-nunda pemeriksaan berkala dalam jangka waktu yang panjang bisa memperburuk glaukoma mereka. Kerusakan saraf mata karena glaukoma tidak dapat disembuhkan, dan kebutaan akibat penyakit ini berlangsung permanen,” papar Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K).

Data terakhir Kementerian Kesehatan RI yang tercantum melalui laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” (2019) memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta – atau meningkat sekitar 25,6% dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang. Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46% (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk).

Baca juga: Layanan Telemedicine JEC @Cloud Bikin Konsultasi Makin Mudah

JEC sendiri, hingga 2020 kemarin telah menangani lebih dari 51.810 pasien glaukoma selama sebelas tahun terakhir. Khusus pada 2020, ketika pandemi COVID-19 mulai berlangsung, JEC mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien glaukoma sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya.

Ditambahkan Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K), Dokter Subspesialis Glaukoma JEC, situasi glaukoma di Indonesia masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut. Karenanya, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin melalui pemeriksaan berkelanjutan dan pengawasan dokter ahli secara konstan sangatlah penting. Tak terkecuali, saat pandemi COVID-19. Tujuannya, agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah.

“Berkurangnya kuantitas dan frekuensi kunjungan pasien sepanjang 2020 sangatlah bisa dipahami. Sebab, keselamatan diri dan keluarga dari paparan wabah COVID-19 tentunya menjadi prioritas seluruh masyarakat. Alasan ini pula yang mendorong JEC untuk bergerak cepat dan seawal mungkin mengantisipasi kemungkinan transmisi virus COVID-19 di seluruh cabangnya,” imbuhnya..

Terkait itu, JEC konsisten menerapkan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah. Di ruang periksa, JEC menambahkan shield pembatas antara dokter dengan pasien guna menambah proteksi. JEC juga menempatkan HEPA Filter di setiap ruang dokter dan area tunggu pasien. JEC juga menghadirkan JEC @ Cloud guna mempermudah pasien berkonsultasi kesehatan mata secara daring dan mendapatkan pertolongan pertama saat pandemi COVID-19.

Dari sisi layanan, JEC memiliki JEC Glaucoma Service yang komprehensif dan modern bagi pasien glaukoma, mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah. Layanan ini diperkuat 11 dokter spesialis glaukoma dan tenaga medis mumpuni, serta teknologi terkini dan sistem pendukung unggulan, tak terkecuali hospitality optimal.

Selain layanan khusus yang komprehensif dan modern, JEC Glaucoma Service juga memungkinkan prosedur pemeriksaan dengan journey time lebih singkat, namun tetap mengedepankan penanganan glaukoma yang andal dan berkesinambungan. Bagi pasien glaukoma yang memerlukan tindakan lebih lanjut, JEC Glaucoma Service memberikan alternatif layanan operasi dengan implant dan iStent (metode bedah terbaru dengan tahapan invasif yang minim, menggunakan small titanium implant). Selain itu, untuk terapi, JEC Glaucoma Service menyediakan obat-obatan khusus yang hanya tersedia di JEC.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.