Lima Faktor Penentu Keberhasilan Bisnis Online

Jaya Setiabudi, pemerhati bisnis online
Jaya Setiabudi, pemerhati bisnis online

Marketing.co.id – Dunia digital Indonesia dikejutkan dengan lahirnya pengusaha-pengusaha muda. Dalam waktu singkat mereka berhasil melejitkan bisnis mereka. Mengapa mereka berhasil dan apa saja yang mesti diperhatikan agar bisnis dapat tumbuh secara berkelanjutan? Berikut ini perbincangan dengan Jaya Setiabudi, pemerhati bisnis dan pendiri lembaga pendidikan Young Entrepreneur Academy.

Sejak kapan media online menjadi channel baru untuk berjualan?

Kemungkinan sejak lima tahun lalu, orang banyak menggunakan media online untuk berjualan. Hanya booming-nya baru sekitar dua tahun terakhir. Hal ini seiring peningkatan utilisasi berbagai media online itu sendiri, seperti media sosial, dari yang sebelumnya menjadi tempat untuk sharing dan chatting, berkembang menjadi tempat sharing info produk. Sampai penyebaran petunjuk cara membuat toko online yang makin banyak diketahui orang secara cepat dan mudah.

Wilayah mana saja yang menjadi basis para pebisnis online?

Sebanyak 40% masih di Jakarta, sisanya di Jawa Barat, Jawa Timur, dan terakhir di Jawa Tengah.

Apa keuntungan berjualan via online?

Banyak, di antaranya tidak terikat ruang dan waktu, bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun, berbiaya rendah, cepat diketahui orang, dan bisa membuka banyak toko tanpa harus memikirkan biaya sewa apalagi penyusutan bangunan.

Apa saja tantangannya?

Berbisnis via online itu tidak sama seperti di offline, kita bisa langsung berinteraksi dengan pelanggan secara fisik. Meski tampilan toko online dan produk yang kita posting menarik dan mengundang orang untuk meng-klik, belum tentu dari semua yang meng-klik tertarik untuk membeli. Jadi, menggenggam 2% transaksi dari total klik, itu saja sudah bagus.

Faktor easy come and easy outnya di dunia online tinggi. Hal ini dikarenakan tingginya perilaku mereka yang hanya mengunjungi toko online atau meng-klik konten produk cuma sekadar melihat-lihat, lantas pergi ke halaman web lain atau mencoba bertanya-tanya via email, kontak Facebook, serta Twitter, namun minat untuk membeli belum tentu muncul.

Seberapa besar potensipenjualan lewat online?

Tingkat penetrasi pengguna internet dari waktu ke waktu terus meningkat. Tahun 2011 saja jumlah pengguna internet mencapai 55 juta, naik dibanding tahun 2010 sebesar 42 juta. Kehadiran perangkat komunikasi yang memiliki kemampuan mengakses internet, seperti smartphone dan tablet PC, menurut saya, turut memicu hal tersebut. Apalagi sekarang harganya sudah semakin murah.

Jadi, ibarat suatu tempat, kini internet berpenduduk lebih dari 55 juta jiwa, tinggal bagaimana kita pintar-pintar menggarapnya saja. Menurut data sebuah riset, sebanyak 30% dari total pengguna internet sering melakukan pembayaran/transaksi via online. Artinya, tanpa perlu mengeluarkan upaya yang besar untuk mengedukasi, para pengguna internet ini ternyata sudah teredukasi dengan sendirinya.

Pelaku bisnis online rata-rata anak muda, mengapa?

Memang demikian adanya, sebab yang aware dengan dunia IT tentu saja mereka. Perkembangan dunia online yang selalu setia mengikuti juga anak-anak muda. Kemudahan berjualan dan bertransaksi di online membuat anak-anak ini yang tadinya sekadar iseng, lama-lama akhirnya menekuni bisnis tersebut karena mampu menjadi mesin uang buat dirinya. Ada pula yang sejak semula memang sudah berniat terjun membuka usaha di ranah online. Saya percaya, dalam waktu 5–10 tahun lagi jumlah orang-orang kaya di Tanah Air akan didominasi oleh anak-anak muda.

Lalu, apa yang mereka lakukan sebenarnya ketika awal-awal membuka usaha berbasis online?

Simpel, mulai dari posting produk lewat media sosial, lalu dibantu buzz via Twitter, numpang memasang foto produk di sejumlah blog dan market place gratisan, sampai aktif menawarkan melalui forum-forum online seperti Kaskus. Tidak semua yang terjun ke bisnis online berhasil memang, banyak pula yang gagal.

Apa penyebab kegagalan tersebut?

Pertama, karena masih muda, mereka cepat bosan, terlalu atraktif. Kedua, produk yang dijual kalah bersaing atau sudah terlalu banyak pemainnya di online. Ketiga, pasar yang dituju belum jelas, karena terkesan masih ikut-ikutan teman.

Adakah tips agar pebisnis online bisa sukses?

Ada lima faktor yang harus diperhatikan saat menjalankan bisnis via online.  Pertama, faktor promo. Bagaimana kita menarik calon pelanggan untuk melihat produk kita, bisa lewat Facebook, blog, forum online, market place, BlackBerry Messanger (BBM), dan toko online.

Berikutnya faktor klik. Orang melihat produk kita belum tentu mereka meng-klik. Nah, cara agar mereka meng-klik, kita harus mengadakan riset kecil-kecilan dulu. Seperti menentukan USP produk, tonjolkan pesan tersebut di berbagai media online yang kita susupi. Kemudian, buat merek atau nama produk yang unik agar mudah terbaca di SEO (search engine optimization).

Contoh, kalau Anda (misal laki-laki) ingin ke salon, di jalan menemukan beberapa deret nama salon, yaitu salon Lusi, salon Joko, salon GMC. Mana yang Anda pilih? Secara umum yang dipilih adalah salon Joko. Mengapa? Sesuai gender.

Masih soal pemilihan salon laki-laki, di jalan Anda menemukan salon GMC, salon Alex, dan salon Joko. Rata-rata orang akan lebih memilih ke salon Alex, karena dari brand jelas untuk laki-laki, dan namanya cukup keren. Mengapa bukan GMC? Brand tersebut tidak jelas positioning-nya, karena hanya menampilkan tiga huruf.

Nah, masuk ke faktor selanjutnya ialah faktor kontak. Di mana pun Anda mem-posting produk dan melakukan penawaran harus menyertakan kontak Anda yang aktif secara lengkap, baik email maupun nomor telepon. Lebih bagus sekalian cantumkan alamat kantor (bisa memakai alamat rumah kalau tidak memiliki kantor khusus). Ini soal membangun trust di awal. Amazon sebagai pebisnis online raksasa pun tetap memiliki kantor fisik sebagai penegas akan kredibilitasnya.

Bisa kembali dijelaskan tentang faktor yang keempat?

Ok, kembali ke soal kontak, khususnya nomor telepon, sering kali orang menampilkan kontak, namun ketika dihubungi responsnya lama atau nomornya invalid. Jangan pula sampai membuat syarat berlebihan sehingga orang malas menghubungi Anda. Contoh, membubuhi kalimat di dekat alamat kontak: “Hanya bagi yang serius”. Dan lalu, buat semudah mungkin jalur transaksi yang dipahami secara umum.

Terakhir ialah faktor pembelian. Di sini, tugas seorang pebisnis online untuk menyediakan channel transaksi yang mudah, cepat, dan aman. Begitu barang dipesan dan uang ditransfer, maka harus ada standar khusus mengenai batas waktu barang sampai di tangan pembeli. Setelah pelanggan memesan, jangan lantas ditinggalkan, tanya atau minta pelanggan Anda menginformasikan begitu pesanan sudah sampai atau belum.

Jalin relationship dan kepedulian terhadap pelanggan, sehingga dengan sendirinya trust akan terbangun. Pelanggan yang puas dengan layanan Anda akan mereferensikan Anda kepada teman-temannya.

Apa yang kudu diwaspadai pebisnis online dalam menjalankan usahanya?

Kejenuhan dan keterlambatan membangun sistem. Yang kedua ini yang sering menyebabkan hancurnya sebuah bisnis dalam waktu singkat. Menurut buku berjudul The E-Myth (Entrepreneur Myth) karangan Michael E. Gerber, di tahun kedua sebuah bisnis, rata-rata 40% mengalami kegagalan. Faktor penyebabnya lantaran bosan, kurang inovasi, kalah dalam berkompetisi, dan lain-lain. Kemudian, di tahun kelima, sebanyak 80% bisnis mengalami kegagalan, dan memasuki tahun kesepuluh adalah titik kritis dimana yang gagal bisa mencapai 96%.

Akibatnya, dari 10 perusahaan bisa jadi hanya 1 yang bertahan di tahun kesepuluh. Ketiadaan sistem adalah akar dari puncak masalah. Pebisnis adalah kreator, bukan administratif. Setelah bisnisnya berkembang seharusnya dia sudah bisa menentukan orang-orang mana saja yang pantas menjalankan bisnisnya dengan bekal sebuah sistem.

Mayoritas pengusaha seringnya menepuk dada, dengan berkata, “Kalau tidak ada saya, bisnis tidak akan jalan”, bukan menepuk bahu anak buahnya dengan bilang, “Kalau tidak ada kamu bisnis tidak akan jalan loh”. Jadi, belajarlah untuk memberi kepercayaan pada anak buah dan bangunlah sistem sehingga dapat melakukan kontrol dengan mudah tanpa kita harus hadir di tempat usaha.

Prinsip bisnis online juga sama, ketika sudah besar, maka Anda harus menyerahkan tanggung jawab secara bertahap kepada orang lain yang dianggap mampu meneruskan bisnis Anda. Tugas Anda berikutnya ialah mengembangkan bisnis online yang baru, begitu seterusnya.

Ke depan, industri bisnis online di Indonesia akan seperti apa?

Saya rasa akan semakin ramai, dan produk yang dijual mungkin masih dominan di fashion dan elektronik, meski sebetulnya kategori produk yang dijual di online tidak terbatas. Yang jelas, kompetisi akan semakin ketat. Untuk memenangkannya pebisnis harus pandai meramu produk dengan USP terbaik dan layanan yang ciamik kepada pelanggan. Tingkat interaksi dengan pelanggan menjadi salah satu kunci penting menggapai sukses berbisnis via online.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here