Lima Industri Yang Bakal Booming Tahun Depan

Marketing.co.id – Tahun 2012 tinggal menghitung hari, dan kita segera akan meninggalkan tahun 2011 dengan segala cerita suka dan duka. Dari sisi prediksi bisnis kira – kira sektor usaha apa yang bakalan booming di tahun depan?

Menurut Didik J. Rachbini, Kepala Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia ada lima sektor industri yang akan bersinar di tahun Naga Air, yakni pangan, industri jasa, perhotelan, pertambangan, dan energi.

Permintaan di dalam negeri terhadap industri jasa, perhotelan, serta makanan di dalam negeri akan meningkat. “Adapun pertambangan dan energi karena permintaan di beberapa negara yang tidak terkena krisis juga cukup besar,” tutur Didik, di Jakarta, Rabu, 28 Desember 2011.

Menurutnya, pertumbuhan kelompok masyarakat yang memiliki daya beli tinggi saat ini cukup besar. Sehingga, permintaan terhadap sektor jasa dan produk makanan maupun perhotelan akan terus bertumbuh.

Didik mengatakan, sektor konsumsi masih akan menyumbang sekitar 60 persen dari pertumbuhan ekonomi. Mengenai pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah tahun depan sebesar 7,1 persen, menurut Didik cukup rasional bila didukung dengan tingkat suku bunga kredit yang rendah serta ketersediaan infrastruktur dan energi, khususnya listrik.

“Bunga bank masih belum bersahabat, padahal Bank Indonesia sudah menurunkan BI Rate,” kata Didik.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri, Suryo Bambang Sulisto berharap suku bunga kredit perbankan bisa berada di level 8 persen atau kurang. Alasannya, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sudah berada di angka 6 persen.

Menurut penurunan BI rate yang tidak disertai dengan penurunan tingkat bunga bank-bank komersial mengindikasikan ketidakefisienan bank-bank komersial. “Kontribusi bank-bank komersial di investasi perusahaan dan modal kerja masih rendah,” ujarnya.

Investasi yang disalurkan tak lebih dari 25 persen dan modal kerja sekitar 21 persen, sehingga kontribusinya kurang signifikan bagi perkembangan sektor riil.

Hal senada juga diungkapkan Didik Rachbini. Menurut Didik ketidakefisienan bank terlihat dari masih tingginya biaya operasi, biaya bunga, serta biaya risiko. Semua komponen itu masih dalam komponen bunga.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.