Market Share AMDK Galon Bening Meningkat, Pasar Cerdas Pilih Kemasan Sehat

Marketing.co.id – Berita Marketing | Jelang Ramadan dan lebaran, diperkirakan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) akan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan akan banyak acara maupun pemberian sumbangan saat waktu berbuka yang membutuhkan kepraktisan untuk membatalkan puasa.

Berdasarkan olahan data dari berbagai sumber, market leader AMDK di Indonesia diketahui menguasai kurang lebih 50% market share, walaupun diyakini bahwa penguasaan mereka berkisar lebih dari 50% karena tidak termasuk merek kedua milik market leader.

Beberapa merek produk lokal seperti Cleo, Club, Le Minerale, 2 tang, Oasis, Prima dan Super 02, masing-masing hanya menguasai 1%-5% market share. Sisanya, dikuasai merek lain yang mayoritas berada di kelas 0,01% – 0,08%.

Dari sisi lain, berdasarkan data terbaru, market share galon bening ternyata terus meningkat. Padahal galon bening selalu kerap menjadi target kampanye negatif, sebagai bagian untuk mempertahankan dominasi pasar AMDK polikarbonat berwarna gelap yang dikuasai investasi asing.

Informasi tentang AMDK galon bening lebih sehat dan aman untuk keluarga, ternyata lebih meyakinkan banyak konsumen. “Selama puluhan tahun, konsumen mengkonsumsi air dari kemasan galon yang berpotensi membahayakan kesehatan, pemerintah jelas punya kewajiban untuk melindungi masyarakat sebelum terlambat,” ujar Eko Susilo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) belum lama ini di Jakarta.

Tak kalah menggembirakan, saat ini sedang terjadi peningkatan pasar untuk produk-produk AMDK di luar market leader. Hal ini terjadi karena cara pemasaran yang jitu, yaitu melalui warung-warung kecil, toko kelontong di pemukiman padat penduduk, maupun warung- warung Madura yang buka 24 jam.

Data terbaru dari Asparminas pada awal 2023, pertumbuhan pasar AMDK galon pada 2022 mencapai angka 4% dan pemain besar yang dikuasai investasi asing cenderung stagnan. Sedangkan pertumbuhan produsen air minum kemasan di luar pemain besar bertumbuh 2 digit, di mana hal ini menjadi sebuah kabar baik.

Sebanyak 95% produsen air minum kemasan lokal, tersebar di seluruh pelosok nusantara. Namun demikian, market share pelaku usaha menengah dan kecil ini masih jauh di bawah market leader yang menguasai lebih dari separuh pasar AMDK Indonesia.

Eko menambahkan, “Saat ini ada 1.200 pelaku industri air minum dalam kemasan, dengan volume air minum 35 miliar liter per tahun, 2.100 merek dan 7.000 lebih izin edar. Sebelumnya pelaku industri AMDK sebetulnya mampu menghemat biaya produksi hingga Rp1,5 triliun per tahun. Hal ini bisa dilakukan bila mereka mau meninggalkan galon polikarbonat yang masih impor dan beralih ke galon jenis plastik PET produksi dalam negeri yang lebih kompetitif dan mudah di daur ulang.”

“Jadi, seharusnya sumber dari dalam negeri yang melimpah yang harus didukung, bukan tetap memaksakan impor. Pelaku usaha bisa lebih inovatif dan lebih tenang dalam menjalankan usaha air minum karena didukung pemerintah dan telah sesuai regulasi serta masyarakat juga diuntungkan karena kesehatan mereka lebih bisa terjaga.” tutup Eko.

Jadi, sebelum membeli galon atau air minum kemasan, perhatikan terlebih dahulu jenis plastik yang digunakan dan masa pemakaiannya. Hal ini bisa dilihat di bagian bawah galon atau botol air minum.

Marketing.co.id: portal berita marketing dan bisnis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.