Meski Dibayangi Resesi 2023, 76% Pelaku Bisnis Indonesia Optimis Ekonomi Meningkat

Grant Thornton 2023

Marketing.co.id – Berita Marketing | Grant Thornton baru saja merilis laporan terbaru International Business Report (IBR) untuk semester kedua tahun 2022. Laporan ini memberikan gambaran tentang pandangan pelaku bisnis global terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dalam periode 12 bulan ke depan, termasuk Indonesia.

Namun, memasuki tahun 2023, perekonomian global masih dibayangi oleh ketidakpastian yang terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Selain itu, kenaikan harga barang masih akan terjadi akibat terganggunya rantai pasok.

Optimisme Pelaku Bisnis Global Menurun Dibayangi Resesi 2023

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang tinggi memasuki tahun 2023, optimisme pelaku bisnis global mengalami penurunan sebesar 5 persen menjadi 59% dibandingkan dengan Q1 2022. Tentunya, para pelaku bisnis di seluruh dunia tengah meramalkan berbagai skenario ekonomi yang akan terjadi pada tahun depan. Menurut laporan IBR Grant Thornton, ketidakpastian ekonomi dan biaya energi masih menjadi fokus utama yang dihadapi oleh para pelaku bisnis global, dengan 60% dari mereka yang menyatakan hal tersebut sebagai tantangan utama dalam mengembangkan bisnis mereka. Diikuti oleh ketersediaan tenaga kerja terampil (57%) dan biaya tenaga kerja (55%).

Pelaku Bisnis Indonesia Paling Optimis Sedunia Hadapi 2023

Berbeda dengan hasil dari pelaku usaha global, dalam laporan IBR Grant Thornton tersebut memaparkan bahwa 76% pelaku bisnis Indonesia optimis bahwa kondisi ekonomi Indonesia akan meningkat selama tahun 2023. Angka ini menempatkan pelaku bisnis Indonesia di peringkat 1 secara global, diikuti Vietnam (75%) dan Uni Emirat Arab (74%). Kabar positif tersebut tentu membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia dalam menghadapi tahun 2023.

Optimisme pelaku bisnis Indonesia didukung oleh dua hal utama yang berkaitan yaitu optimisme terkait pendapatan dan harga jual. Pelaku bisnis di Indonesia juga tercatat memiliki ekspektasi paling tinggi sedunia untuk kenaikan pendapatan (revenue) mereka di tahun 2023 yang diyakini oleh 84% dari responden. 72% dari pelaku usaha juga masih cukup berani untuk menaikkan harga jual produk mereka di tahun ini terlepas dari resesi yang menghantui.

Tidak hanya itu, sebanyak 74% pelaku bisnis Indonesia juga akan fokus untuk melakukan investasi di bidang teknologi dan juga menyelenggarakan berbagai program guna mempersiapkan tenaga kerja berkualitas.

Sebuah catatan menarik juga terlihat saat pelaku usaha India menganggap Indonesia jadi negara yang diyakini akan memiliki pertumbuhan tertinggi untuk pasar non-domestik mereka, hal ini sejalan dengan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia yang menyebutkan volume perdagangan kedua negara pada periode Januari hingga Juni 2022 menyentuh sekitar USD 16,6 Miliar atau naik 81% dari periode sama tahun sebelumnya.

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan, “Memasuki tahun 2023, banyak skenario pesimis dan skeptis mengenai perekonomian dunia yang sangat menurun, apabila dilihat dari invasi Rusia ke Ukraina, perubahan kebijakan moneter Amerika, belum lagi lonjakan Covid-19 Tiongkok. Namun, laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik dimana pelaku usaha Indonesia sangat optimis menyambut tahun 2023, tentunya kami harapkan laporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak.”

“Bahkan IMF menyebut ‘Indonesia titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’ karena dilihat dari angka – angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif. Hal ini terbukti, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72%. Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global,” lanjut Johanna.

“Meskipun begitu, pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan – kebijakan dalam meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam menghadapi ancaman resesi yang akan terjadi. Strategi yang dapat dilakukan antara lain perlu adanya pemberdayaan terhadap ekonomi domestik dengan menggali potensi sumber daya di daerah. Pemerintah juga harus memperhatikan pelaku UMKM yang memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Tidak hanya itu, pemerintah juga diharapkan dapat mengelola dana APBN 2023 dengan lebih baik lagi. Dari semua kesiapan tersebut, diharapkan Indonesia mampu melewati ancaman resesi tahun 2023,” tutup Johanna.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.