Mulyo Rahardjo: Optimistis Garap Pasar Ekspor

www.marketing.co.id – Tahun 2012, Deltomed menargetkan negara tujuan ekspor ke dua benua, yakni Eropa dan Amerika. Ini dilatarbelakangi adanya permintaan pasar yang terus meningkat.

Sebagai perusahaan yang bermula dari usaha herbal rumahan di Kalimantan tahun 1976 lalu, kini PT Deltomed Laboratories tetap menjaga komitmen untuk menggali potensi khasiat tanaman obat herbal yang berasal dari sari tumbuhan alami. Kemudian, mereka mengolahnya menjadi obat tradisional yang dikemas secara praktis dan modern.

Tak heran jika selama 35 tahun berkarya, Deltomed telah menjadi produsen obat tradisional (herbal) bermutu. Berbagai jenis obat-obatan herbal telah mendapat pengakuan—baik dari tingkat nasional maupun internasional—karena terbukti dapat membantu penyembuhan secara alami. Dari sinilah, Deltomed percaya bahwa rahasia kesehatan yang baik berasal dari alam.

Ya, inilah keberhasilan dari Deltomed yang berada di bawah kepemimpinan Mulyo Rahardjo, Managing Director PT Deltomed Laboratories. Pria berkacamata ini bergabung bersama Deltomed sejak tahun 1992 dengan jabatan supervisor. Satu setengah tahun kemudian, ia menjabat sebagai sales manager. Kariernya terus menanjak hingga dipercaya menjadi marketing manager hingga managing director sampai sekarang.

Sosoknya yang bersahaja menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja untuk mengenal dan tahu lebih dekat pandangan dan nilai-nilai yang diterapkan dalam menjalankan bisnis. Pada bulan ini majalah MARKETING mendapat kesempatan untuk mewawancarai pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Extract Center Javaplant. Berikut petikan wawancara wartawati Fisamawati dengan Mulyo Rahardjo.

Bagaimana Anda memulai perjalanan karier?

Dulu sebelum bergabung dengan Deltomed, saya pernah bekerja di salah satu perusahaan furnitur. Saya banyak belajar karena pada waktu itu bertugas di bagian distribusi, saya harus berhubungan langsung dengan konsumen untuk mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen itu sendiri. Waktu itu, saya sering berkeliling ke beberapa grosir, agen, hingga konsumen untuk menelaah behavior masing-masing. Setelah itu, saya memegang satu distributor kecil hingga beranjak ke bagian produksi dan finance.

Jika dikaitkan dengan latar belakang pendidikan, belajar ilmu marketing hanya sebuah dasar sebelum terjun ke bisnis sebenarnya. Setelah terlibat langsung dalam industri obat herbal di Deltomed, saya pun terus belajar langsung dengan cara bertemu dengan konsumen. Dengan cara itu saya dapat menggali market insight.

Bagaimana cara Anda belajar bisnis, khususnya di industri herbal?

Meskipun saya tidak memiliki pengetahuan mengenai tanaman herbal secara akademis, saya mencoba mempelajarinya melalui artikel di majalah, buku, dan sumber lainnya. Namun, sebagai modal awal terjun ke industri obat herbal/jamu, saya mendapatkan pengetahuan dari sosok kakek. Secara tidak langsung, saya sudah mempelajari obat herbal sejak kecil.

Bekerja di perusahaan yang peduli terhadap kesehatan masyarakat pastilah menyenangkan. Apalagi, produk yang dihasilkan berbahan herbal karena bisa memberikan benefit bagi masyarakat akan informasi manfaat seputar tanaman herbal. Kiranya, pemahaman seputar herbal semakin dimengerti secara lengkap dan tidak terjadi salah informasi.

***

Diceritakannya, selama bergabung sejak tahun 1992, Mulyo mengawali karier dari level salesman. Seiring waktu, posisinya terus merangkak naik karena kerja keras dan kemauannya dalam mengembangkan bisnis. Hal yang paling diingat sepanjang karier di Deltomed adalah ketika meluncurkan Antangin pada Oktober 1997. Kala itu, tidak jauh dari saat peluncuran Antangin, terjadi kerusuhan Mei 1998 sehingga berdampak pada produk tersebut.

Pada kondisi seperti itu, bapak dari dua anak ini sempat mengalami kebimbangan dalam menyikapi situasi. Dia pun dihadapkan pada pilihan, apakah akan terus mempromosikan Antangin atau justru menghentikannya. Beruntung, pilihan untuk terus maju memberikan hasil yang memuaskan. Jumlah penjualan Antangin mencapai puncak kejayaan. Di tengah situasi tersebut, Antangin justru gencar memasang iklan TVC di berbagai stasiun televisi. Padahal, saat yang bersamaan, tidak ada produk yang berani memasang iklan.

***

Apa saja filosofi yang Anda terapkan dalam berkarier?

Sama seperti wejangan-wejangan yang diberikan kedua orangtua kepada saya, yakni jujur dalam berbisnis. Menjalankan bisnis haruslah dimulai dari kebaikan, artinya jangan berpura-pura baik. Apalagi, Deltomed merupakan perusahaan yang memproduksi produk yang bertujuan untuk kesehatan. Jadi, haruslah memberikan nilai manfaat bagi konsumen yang mengonsumsi produk Deltomed.

Selain itu, sikap kerja keras pun harus dibangun agar menjadikan diri saya dapat berkembang lebih baik lagi dari sekarang. Tentunya, ini tak terlepas dari improvisasi-improvisasi. Terakhir adalah menghormati kebijakan-kebijakan yang ada.

Apa saja gebrakan yang Anda lakukan selama di Deltomed?

Saat ini, tingginya permintaan akan produk-produk Deltomed telah menjadi sebuah investasi yang baru, khususnya dalam fasilitas produksi seperti mesin-mesin modern dan laboratorium penelitian. Kemudian, Deltomed merelokasi pabrik yang kini seluas 8 ha di Nambangan, Wonogiri. Selain meningkatkan kapasitas produksi hingga lima kali lipat, pabrik tersebut pun memiliki fasilitas lengkap.

Untuk meningkatkan kualitas produk, Deltomed telah menggunakan fasilitas Quadra Extraction System—yaitu sebuah mesin berteknologi Jerman yang telah selesai diinstalasi pada Mei 2010. Mesin tersebut dapat menghasilkan ekstrak bahan alami dengan kualitas baik. Tak hanya itu, teknologi ini menghasilkan produk herbal yang lebih berkhasiat, higienis, efisien dalam prosesnya, dan volume produk yang berlipat ganda. Semua diproses ekstraksi hingga pengemasan dilakukan secara higienis karena tanpa proses manual.

Dengan menggunakan teknologi ekstraksi modern Quadra Extraction System, fasilitas produksi obat herbal milik Deltomed telah memenuhi standar CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) atau GMP (Good Manufacturing Product) dari BPOM.

Kemudian, Deltomed berhasil mendapatkan sertifikat NSF (National Sanitation Foundation)—sebuah organisasi kesehatan umum di Amerika yang terlibat dalam berbagai lini kesehatan masyarakat. Dengan demikian, khasiat obat herbal di Indonesia kini tidak hanya dinikmati oleh bangsa sendiri, melainkan juga oleh masyarakat dunia.

Apa saja pilar yang Anda bangun dalam berbisnis?

Deltomed senantiasa berpegang pada tiga pilar utama dalam menjalankan usahanya. Pertama, produk berkualitas yang diwujudkan dengan konsistensi produk herbal terbaik yang berhasil mendapatkan pengakuan hingga mancanegara. Kedua, manajemen tim ahli, yakni berupa dukungan tim ahli yang profesional, berpengalaman, inovatif, serta berkomitmen tinggi memaksimalkan kualitas produk dan layanan. Ketiga, kemitraan dengan stakeholders yang diwujudkan melalui berbagai kerja sama strategis untuk melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pengobatan herbal.

***

Bagaimana Anda meningkatkan potensi herbal di Indonesia?

Bagi saya, meningkatkan potensi herbal di Indonesia merupakan komitmen untuk terjun langsung bekerja sama dengan pemerintah melakukan berbagai pengembangan dan penelitian tanaman obat tradisional, uji ilmiah, atau saintifikasi jamu.

Kami juga senantiasa melakukan pemberdayaan masyarakat lokal di Wonogiri, di antaranya melalui pembinaan lima kelompok tani di beberapa wilayah, yaitu Kismantoro, Jatisrono, Girimarto, Karangtengah, dan Karanganyar.

Deltomed berharap melalui program-program ini, kecintaan masyarakat terhadap berbagai tanaman obat tradisional tidak pudar, dan pada akhirnya obat-obatan tradisional dapat dipercaya dan setara penggunaannya dengan obat konvensional.

Lantas, bagaimana cara Anda mengedukasi konsumen terhadap obat herbal?

Ya, sangat penting meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan manfaat pengobatan alami. Oleh karena itu, Deltomed berusaha mengedukasi masyarakat mengenai khasiat obat-obatan herbal melalui media iklan, talk show, dan seminar. Selain itu, Deltomed juga mempromosikan produk-produk baru dan pengembangan produk yang sudah ada secara terus-menerus.

Sebagai realisasi misi peningkatan kualitas hidup dan menjaga kesehatan masyarakat, Deltomed secara rutin menyelenggarakan dan mensponsori berbagai aktivitas dan kompetisi olahraga. Sejak awal berdirinya di tahun 1970, Deltomed telah menjalin kerja sama dengan beberapa rekan bisnis eksternal. Saat ini, produk Deltomed telah tersedia di pasar ritel, apotek, minimarket, swalayan, dan hipermarket di seluruh pelosok Indonesia.

Bagaimana dengan potensi obat herbal di pasar luar negeri?

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Deltomed sudah menggunakan standar GMP Indonesia, GMP Eropa, FDA, dan peraturan 3A dalam pembuatan produknya. Maka, produk Deltomed tidak hanya untuk pasar nasional, tetapi juga merambah pasar internasional. Sampai saat ini, Deltomed sudah masuk ke Malaysia, Arab Saudi, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Brunei Darussalam.

Khusus di Amerika Serikat, pada 14 September 2011, Deltomed berhasil memperoleh sertifikat NSF. Sertifikat ini wajib dimiliki oleh produk herbal Indonesia untuk bisa masuk ke pasar Amerika dan dikonsumsi warga di sana. Perolehan sertifikat ini sekaligus menandai bahwa obat herbal Indonesia kini diterima oleh masyarakat dunia.

Apa target Anda pada tahun 2012 untuk Deltomed?

Tahun 2012 mendatang, Deltomed akan menyasar pasar ekspor selain ASEAN, yakni Amerika dan Eropa. Hanya saja, produk yang diekspor ke dua benua tersebut masih berbentuk ekstrak bahan dasar obat. Adapun jenis ekstraknya adalah kayu manis, sambiloto, pasak bumi, dan bahan herbal lain. Untuk ekspor ekstrak ini, Deltomed menggandeng anak usaha PT Javaplant yang khusus memproduksi ekstrak tersebut.

Saya optimistis dengan masuknya ke pasar Eropa dan Amerika, porsi ekspor Deltomed dibanding pasar lokal pada tahun 2012 bisa mencapai 20%. Saat ini pasar ekspor di bisnis Deltomed baru mencapai 15%. Untuk pasar ekspor produk jadi, Deltomed membidik para warga negara Indonesia seperti tenaga kerja Indonesia di negara-negara tersebut. Sedangkan pasar ekspor untuk ekstrak adalah pabrikan farmasi herbal.

Saat ini, Deltomed memiliki produk andalan seperti Antangin, OB Herbal, Rapet Wangi, Strongpas, dan lainnya. Dari produk tersebut merek Antangin berkontribusi hingga 50% dari total penjualan jamu. Ke depan, saya optimistis bisnis di industri herbal akan tumbuh 20% setiap tahunnya. Ini ditandai dengan meningkatnya permintaan obat herbal. (Fisamawati)

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.