Persepsi Investor Ritel Terhadap Perilaku Berinvestasi Secara Digital

Bagaimana Persepsi Investor Ritel Terhadap Perilaku Berinvestasi Secara Digital?

Marketing.co.id – Berita Financial Services | Lembaga riset Center for Economic and Law Studies (CELIOS) bersama Pluang meluncurkan studi berjudul “Dampak Aplikasi Multi-Aset Terhadap Pertumbuhan Investor Ritel” sebagai kajian pertama dalam sektor investasi ritel yang berfokus pada tren investasi ritel dan aplikasi multi-aset.

Studi yang dilakukan terhadap 3.530 responden dari seluruh Indonesia ini bertujuan untuk memberi gambaran sektor investasi ritel di Indonesia, perilaku dan kebutuhan investor ritel, serta dampak dari kehadiran aplikasi multi-aset bagi investor ritel maupun pertumbuhan ekonomi nasional.

Executive Director CELIOS Bhima Yudhistira menjelaskan, mayoritas responden menganggap bahwa berinvestasi memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pesatnya momentum ekonomi digital di Indonesia dan adopsi teknologi yang cepat dari kalangan generasi muda mendorong terciptanya persepsi ini.

“Berinvestasi di platform investasi digital dianggap sebagai aksi berkontribusi terhadap peningkatan sektor teknologi informasi, membantu pendanaan perusahaan, dan efek penciptaan tenaga kerja dari investasi. Hal ini menjadi indikasi positif bahwa platform investasi digital mampu mendorong terciptanya investment-oriented society atau masyarakat yang melek investasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bhima mengatakan, responden studi ini memiliki preferensi yang tinggi untuk memilih influencer keuangan di media sosial atau fin-fluencer sebagai sumber informasi investasi yang dapat dipercaya. “Studi ini merekomendasikan adanya pengembangan kapasitas untuk influencer keuangan agar dapat memberikan literasi finansial yang valid dan edukatif,” katanya.

Sementara itu, Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan, kehadiran fintech yang membantu mendistribusikan produk investasi ikut mendorong munculnya investor ritel domestik.

Menurutnya, pertumbuhan investor ritel memiliki korelasi dengan perekonomian nasional. “Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh tingginya perkembangan investor ritel di segmen milenial diharapkan dapat mendukung penciptaan berbagai sumber pertumbuhan baru dan menstimulasi aktivitas ekonomi secara agregat melalui peningkatan kemandirian pembiayaan, penguatan stabilitas pasar domestik, secara penyediaan biaya pembangynan infrastruktur.”

Pertumbuhan investor ritel ini juga berkontribusi pada inklusivitas akses investasi aset kripto di Indonesia. Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya menjelaskan bahwa angka pedagangan komoditas berjangka di Bappebti tumbuh pesat di 2021, dengan kontribusi signifikan dari emas digital dan asset kripto.

“Bappebti juga mengamati bahwa sebanyak 70% investor aset kripto mengalokasikan pendapatannya dengan nominal investasi di bawah Rp500.000. Hal ini menunjukan bahwa akses investasi aset kripto di Indonesia semakin mudah dengan semakin terjangkaunya nominal untuk memulai berinvestasi aset kripto.” ujarnya.

Di tengah meningkatnya jumlah investor ritel dan pesatnya pertumbuhan layanan keuangan digital, Direktur Hubungan Masyarakat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Darmansyah mengingatkan perlunya harmonisasi kebijakan antar regulator untuk memberi masyarakat kepastian hukum terutama terkait perlindungan konsumen.

“Hasil riset ini sangat penting bagi OJK untuk membentuk kebijakan edukasi dan perlindungan konsumen guna melindungi para investor, juga untuk kebijakan bagi industri. Dengan semakin banyaknya investor ritel yang menjadikan figur publik sebagai sumber informasi investasi, edukasi menjadi kian penting untuk membantu investor ritel melindungi diri dari penipuan. Ini menjadi catatan bagi kami untuk terus meningkatkan standar perlindungan di tengah pesatnya perkembangan teknologi di sektor jasa keuangan,” katanya.

Sedangkan, Analis Kebijakan Madya di Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Yani Farida dan Asisten Deputi Keuangan Inklusif Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusi (DNKI), Erdiriyo menekankan pentingnya harmonisasi kebijakan di tingkat nasional untuk meningkatkan literasi keuangan dengan sosialisasi berbasis digital.

DNKI merupakan dewan khusus yang dibentuk untuk mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia lewat implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan upaya-upaya integratif lainnya dari lembaga dan institusi pemerintah di bawah kelompok-kelompok kerja spesifik yang dipimpin langsung Presiden RI, Joko Widodo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.