Marketing.co.id – Digital | Princeton Digital Group (PDG), perusahaan penyedia pusat data terkemuka di Asia, baru-baru ini menandatangani perjanjian definitif dengan JLand Group (JLG), perusahaan real estate dan infrastruktur di Johor. Perjanjian ini menandai langkah akuisisi mereka terhadap lahan seluas 31 hektar di Sedenak Tech Park (STeP), Johor, yang akan digunakan untuk membangun sebuah kampus hyperscale dengan kapasitas sebesar 150 Megawatt (MW). Dalam tahap pertama pembangunannya, yang berinvestasi sebesar USD 450 Juta (lebih dari Rp 6,5 triliun), diharapkan pusat data berkapasitas 60 MW dapat beroperasi pada kuartal kedua tahun 2024.

En Muaazam Mahmud, Managing Director, JLG; YBhg Datuk Sr Akmal Ahmad, Director, Real Estate and Infrastructure Division, Johor Corporation / Deputy Chairman, JLG; Datuk Syed Mohamed, President and Chief Executive of Johor Corporation and Chairman of JLG; Yang Amat Berhormat Datuk Onn Hafiz bin Ghazi, Menteri Besar Johor, and Chairman of Johor Corporation; Asher Ling, Chief Technology Officer, and Managing Director, PDG, Singapore; Matthias Vukovich, Chief Investment Officer, PDG
Dengan projek ini, PDG akan memperluas kehadirannya di Malaysia, menjadi negara keenam setelah Singapura, China, India, dan Jepang. Diberi nama JH1, pusat data ini diharapkan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, mampu memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh kawasan tersebut.
Upacara penandatanganan PDG dan JLG diadakan di Kuala Lumpur pada tanggal 23 Mei lalu dan disaksikan oleh Yang Amat Berhormat Datuk Onn Hafiz bin Ghazi, Menteri Besar Johor serta Chairman dari Johor Corporation.
“Saat ini, fokus JLG adalah untuk memperluas peluang pusat data disaat para investor dan operator sedang memprioritaskan prospek pertumbuhan cepat sektor ini. Melalui penawaran terintegrasi kami di Sedenak Tech Park (STeP), kami terus berkomitmen untuk memperkuat posisi Johor sebagai jantung dari pusat data regional khususnya dengan kemampuannya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Kehadiran PDG di Johor dan STep merupakan validasi kuat akan strategi dan penawaran JLG,” ucap Datuk Syed Mohamed, President and Chief Executive of Johor Corporation and Chairman of JLG.
“Dengan semakin banyak perusahaan dan komunitas yang menargetkan untuk memperkenalkan perangkat serta strategi digital generasi mendatang, permintaan akan pusat penyimpanan data yang andal, cerdas, dan tangguh akan meningkat pesat. Maka itu, muncullah dorongan bagi kita untuk terus meningkatkan keberlangsungan performa pusat data melalui platform Industrial Internet of Things (IIoT), pemantauan energi dan daya, serta teknologi pendinginan yang inovatif,” tambah Datuk Syed Mohamed.
“Kehadiran kami di Malaysia menambah jejak pertumbuhan PDG di Asia, sehingga semakin memperkuat kehadiran kami sebagai pemimpin infrastruktur digital Pan-Asia,” komentar Rangu Salgame, Chairman, Chief Executive Officer, dan Co-Founder of Princeton Digital Group.
Asher Ling, Chief Technology Officer, dan Managing Director PDG, Singapura, menambahkan, “Kami sangat memahami kebutuhan para hyperscaler dalam memperluas jejak mereka di Asia Tenggara, yang membutuhkan akses ke infrastruktur digital terbaik. Sedenak Tech Park, dengan infrastruktur daya dan konektivitas yang kuat serta faktor pendukung lainnya, adalah lokasi yang ideal untuk pengembangan pusat data hyperscale kami. Pusat data kami akan menggunakan solusi teknologi terbaru yang canggih dan berkelanjutan. Kami juga secara aktif berkolaborasi dengan mitra dan regulator setempat untuk menyelaraskan berbagai inisiatif penggunaan energi terbarukan untuk menggerakkan fasilitas kami.”
JLG telah mengumumkan pengembangan STeP 2, sebuah taman pusat data seluas 640 hektar, yang direncanakan akan selesai pada September 2024. Taman ini merupakan bagian dari pengembangan Ibrahim Technopolis (IBTEC) yang lebih besar dan akan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (solar photovoltaic farm) untuk menyediakan tenaga, sesuai dengan Kerangka Kota Rendah Karbon (LCCF) yang diusung oleh pemerintah Malaysia. Pengembangan STeP 2 juga akan diperkuat oleh upaya IBTEC dalam mencapai status Malaysia Digital (MD) Cybercentre.
Pertumbuhan pesat komputasi awan, e-commerce, dan penggunaan big data di Asia Pasifik telah mendorong peningkatan kapasitas pusat data dan infrastruktur cerdas. Malaysia menjadi salah satu pasar pusat data kolokasi yang mengalami pertumbuhan tercepat di kawasan ini, menarik minat investor dan operator pusat data. Menurut Indeks Peluang Pusat Data SEA-5 (SEA-5 Index) oleh Knight Frank, Malaysia menduduki posisi teratas sebagai tujuan investasi pusat data dengan penggunaan daya sebesar 113 MW dan pertumbuhan PDB sebesar 8,7% pada tahun 2022. Sementara itu, Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia Pasifik sebagai tujuan investasi pusat data dengan penggunaan daya pusat data sebesar 22 MW dan pertumbuhan PDB sebesar 5,3%.