Saatnya Generasi Marketer Tua Digeser?

Setiap Generasi Punya Kelebihan dan Kekurangan

Para marketer senior (yang dalam artinya sudah berumur) menganggap digital marketing belum menjadi perhatian utama perusahaan saat ini. Tapi, kalangan milenial menyadari bahwa keahlian (skill) digital sedang mempunyai demand yang cukup tinggi. Sayangnya generasi ini belum dibekali pemahaman konsep pemasaran serta jam terbang yang cukup tinggi.

generasi marketer tua 02

Inilah penyebab gap antara kebutuhan akan digital marketing skill dengan supply tenaga profesional yang ada semakin besar. Padahal makin banyak perusahaan atau merek sedang mencari terobosan atau peluang untuk dapat melejit di tengah-tengah persaingan yang sudah semakin red ocean. Mereka berharap ada suatu inovasi yang bisa dilakukan lewat digital marketing, sehingga setidaknya mereka bisa meraih market share sebanyak mungkin dalam waktu singkat.

Di lain pihak, bukan hanya gaji besar yang menanti para piawai digital marketing, tapi juga peluang yang tidak terbatas untuk mengembangkan diri. Baik dari sisi perusahaan maupun para profesional dalam digital marketing sama-sama berharap tingkat turnover dalam industri ini tidak terlalu tinggi. Karena untuk saat ini, kita masih sering melihat banyak profesional digital bekerja bagai kutu loncat berpindah-pindah perusahaan. Sementara itu, masih banyak juga perusahaan yang berusaha membajak kanan-kiri tenaga profesional yang dibutuhkan.

Semakin banyak perusahaan memburu talenta-talenta muda yang piawai dalam digital marketing, seperti social media specialist, digital marketing officer, atau online community specialist. Tak terkecuali bagian board of directors (BOD) pun bisa jadi sudah mulai diisi oleh generasi milenial yang kompeten dalam keahlian digital dan adaptif terhadap teknologi. Bukan saja mencakup bisnis swasta, tapi fenomena ini juga sudah mulai merambah instansi pemerintahan, pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain.

Meski generasi marketer milenial mampu mendapatkan ratusan “like” hanya dalam waktu beberapa menit, mereka belum tentu memiliki pemahaman pemasaran, komunikasi, bisnis, dan brand sedalam generasi para seniornya. Tanpa pemahaman tentang pasar, strategi, dan lain-lain, semua keahlian digital yang dimiliki akan sia-sia. Beberapa perusahaan mengakalinya dengan meng-outsource segala keperluan digital marketing mereka sambil terus menggodok segala ide dan strategi dari internal.

Memang tenaga digital marketing bisa di-outsource, tetapi hasil atau standarnya belum tentu bisa sebagus jika dikerjakan secara internal. Ini karena koordinasi antara staf internal dan pihak outsource tidak semudah yang dibayangkan, mengingat begitu banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari penciptaan dan pematangan strategi, sampai pada tahap eksekusi. (lanjut bag. 3)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.