Sektor TIK Tumbuh Dua Digit

Layanan digital dan broadband akan jadi primadona di sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di tengah melambatnya pertumbuhan layanan voice dan SMS di tahun 2017. 

TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Industri TIK di Indonesia dalam lima tahun terakhir tumbuh di kisaran 8%─9% per tahun. Pertumbuhan tersebut diproyeksikan tumbuh dua digit di atas 11% mulai tahun 2019 karena terhubungnya jaringan internet di seluruh wilayah Nusantara seiring rampungnya proyek pembangunan broadband serat optik di akhir tahun 2018.

Menurut Jemy V. Confido, VP Consumer Marketing & Sales PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, pertumbuhan dua digit tersebut sudah dimulai di tahun 2017. Secara umum pengguna fixed broadband sendiri sudah mencapai 7 juta di tahun 2016 dan akan bertumbuh hampir dua kali lipat di tahun depan sekitar 12 juta pengguna.

“Dalam 2─3 tahun ini pengguna seluler akan beralih ke smartphone secara besar-besaran dan semakin berkembangnya aplikasi dan konten-konten digital memicu naiknya permintaan atas data usage (penggunaan data),” kata dia.

Soal perkembangan pasar TIK di tahun 2017, Jemy memastikan semua pelaku industri  sepakat menuju dua hal. Pertama, layanan broadband. Medianya bermacam-macam, bisa physical cable atau wireless. Kedua, layanan over the top (OTT) atau layanan digital seperti video streaming dan aplikasi.

Kedua layanan ini akan menjadi kompasnya industri telekomunikasi Indonesia. Paling tidak sampai lima tahun mendatang, semua operator akan berpikir bagaimana menyiapkan akses yang semakin broadband, sedangkan dari sisi pelanggan bagaimana menikmati akses internet yang semakin broadband.

Selanjutnya, konten apa yang dapat diterapkan pada jaringan internet yang telah broadband tersebut—baik konten berbasis aplikasi yang dapat diakses smartphone sampai pada konten yang high resolution? Jika sebelumnya dikenal teknologi augmented reality, saat ini sudah berkembang virtual reality dan nantinya ada mix reality, yakni kombinasi antara virtual reality dan keadaan yang real.

Penggunaan bandwidth akan semakin besar, tapi di satu sisi akan semakin banyak konten yang bisa dinikmati. “Bandwidth dan konten saling menstimulus. Bandwidth yang semakin tinggi akan menstimulus konten yang semakin kaya dan kompleks,” jelas Jemy.telekomunikasi indonesia

Meski tren layanan broadband dan OTT akan menjadi platform baru di industri TIK saat ini, Jemy menilai platform lama, yakni layanan voice dan SMS, masih bisa bertahan. Pasalnya, kedua platform tersebut berada di tempat yang sama, tetapi seperti tidak terhubung satu sama lain.

Faktanya, layanan voice dan SMS masih dibatasi ketentuan harga dan regulasi. Begitu pula skema model bisnisnya masih berbasis per kali penggunaan. Ini berbeda dengan platform yang baru. Lantaran belum banyak aturannya, pelaku bisa leluasa menggunakan skema bisnis apa saja, bisa gratis ataupun berbayar.

“Dengan kondisi seperti itu, platform TIK yang baru akan berkembang lebih cepat dan menjadi trendsetter sehingga platform lama akan tertinggal. Sampai berapa lama bertahan, tidak ada batasan yang pasti. Prediksinya sampai pengguna smartphone di Indonesia cukup dominan,” tutur Jemy.

Di tahun 2020, pengguna aktif smartphone di Tanah Air diperkirakan mencapai lebih dari 100 juta. Sekarang ini pengguna smartphone masih sekitar 20% dari pengguna ponsel. Jadi, masih ada ruang yang sangat besar. Tetapi pertumbuhan pengguna smartphone bisa lebih cepat karena ada akselarasi, sehingga penggunaan layanan platform lama sudah tidak relevan.

Siapkan Layanan Masa Depan

Dalam mengantisipasi hal tersebut, Telkom telah menyiapkan layanan-layanan masa depan tetapi tetap menangkap peluang-peluang yang ada saat ini. Di antaranya IndiHome Internet Fiber yang merupakan layanan triple play, terdiri dari internet fiber atau high speed internet (internet cepat), interactive TV (UseeTV), dan phone (telepon rumah).

Interactive TV masih relatif baru bagi masyarakat, tapi bukan produk masa depan. Komposisi layanan IndiHome terdiri dari layanan platform lama dan mulai menginjakkan kaki di platform baru, artinya berada di antaranya. Ke depan, kami akan lebih fokus mengembangkan layanan IndiHome menuju platform TIK yang baru,” ungkap Jemy.

Implementasinya, Telkom telah merilis layanan aplikasi My IndiHome yang berbasis Android dan iOs. Aplikasi ini memungkinkan pelanggan berinteraksi 24/7, baik registrasi berbagai macam fitur tambahan, melaporkan gangguan layanan IndiHome, cek tagihan, cek point reward, info pemakaian, dan lainnya.

Ini membuat sebagian pelanggan Telkom bermigrasi dari layanan dan kanal komunikasi sebelumnya ke aplikasi My IndiHome. Tidak sampai di situ, Telkom juga sudah mempersiapkan layanan yang lebih masa depan, yaitu OTT video streaming. “Telkom merupakan operator pertama yang menyediakan layanan tersebut bekerja sama dengan Catchplay dan Iflix sebagai penyedia konten.”

Pelanggan dapat memilih program televisi dan film yang akan ditonton, waktu menonton, dan cara menonton melalui akses internet, baik lewat situs web maupun aplikasi pada smartphone, tablet, smart TV, atau perangkat lainnya sehingga lebih fleksibel. Selain OTT video streaming, Telkom juga mempersiapkan layanan virtual reality dan smart living bagi pelanggan.

Menatap tahun 2017, Telkom telah mengeluarkan layanan baru di akhir tahun 2016, yakni aplikasi Movin’ berbasis Android yang dibuat khusus untuk pelanggan IndiHome. Dengan aplikasi ini pelanggan dapat mengelola TV, panggilan, dan akses internet baik di dalam maupun di luar rumah menggunakan smartphone melalui fitur-fitur utama Movin’.

“Movin’ merupakan IndiHome triple play on the move. Melalui aplikasi ini pelanggan dapat menggunakan layanan triple play di mana saja. Pelanggan bisa mengakses internet melalui WiFi ID Telkom yang jumlah akses poinnya mencapai seratus ribu,” tutup Jemy.

 

Moh. Agus Mahribi

MM.12.2016/W

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.