Sempat Terhenti, Kini Apartemen Antasari Place Lanjutkan Pembangunan

Apartemen Antasari PlaceMarketing.co.id – Berita Properti | Meski tidak semengkhawatirkan 2-3 tahun lalu, industri properti masih di level pelan seiring bersiap memasuki era endemi. Situasi ini mendorong kalangan developer menerapkan strategi baru dalam menjalankan bisnisnya. Ada yang melakukan kerja sama operasi (KSO) atau melakukan akuisisi proyek.

Strategi yang kedua itu menjadi alternatif ketimbang membuka proyek baru dari nol. Dalam situasi sekarang membuka proyek baru dinilai punya risiko tinggi, pembangunannya lebih lama dan mahal, terutama proyek apartemen.

Salah satu pengembang yang memilih strategi akuisisi adalah PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP). Nama INPP memang jarang terdengar di masyarakat luas, namun bila menyebut portofolio maupun rekam jejaknya, dijamin banyak orang akan kenal betul dengan berbagai proyek maupun produk propertinya.

Di Bali misalnya, Sheraton Bali Kuta Resort, Maison Aurelia Sanur, dan Harris Hotel Kuta Tuban merupakan hasil pengembangan INPP. Di Batam ada Harris Hotel Batam Center, Harris Resort Waterfront, di Jakarta Harris Suites fX Sudirman, Harris Hotel Tebet, Grand Hyatt Jakarta, hingga Pop! Hotel Sangaji di Yogyakarta.

Untuk proyek ritel INPP juga telah menghasilkan banyak spot ikonik seperti fX Sudirman, beachwalk Shopping Center Bali, Park 23 Creative Hub, dan 23 Paskal Shopping Center. Untuk lini komersial INPP tengah mengembangkan One Residence Batam, Apartemen 31 Sudirman Suites, dan Antasari Place Jakarta.

Perusahaan telah menggarap 25 proyek, dan terbaru, Antasari Place menjadi proyek ke-tujuh yang diakuisisi dari manajemen lama, melengkapi proyek hasil akuisisi lainnya seperti fx Sudirman, Harris Resort Waterfront 23 Paskal Bandung dan lainnya.

“Ibaratnya, INPP itu ibu yang melahirkan tapi yang menyandang nama bapaknya. Jadi kami sebagai pengembang memang kurang dikenal tapi masyarakat pasti mengetahui produk-produk yang kami hasilkan. Sejauh ini kami berhasil mengembangkan banyak proyek termasuk tujuh proyek hasil akuisisi dengan 0 persen yang gagal,” ujar Anthony Prabowo Susilo, Presiden Direktur & CEO INPP.

Pengembangan proyek Antasari Place diklaim INPP tidak ada sama sekali perjanjian yang diubah terhadap konsumen. Keseluruhan proyek tetap akan dibangun sesuai IMB yang sudah keluar dan kalaupun ada perubahan sifatnya justru upgrade untuk penambahan fasilitas, ruang terbuka hijau yang lebih luas, hingga tenant mix yang lebih beragam untuk area ritel.

Direktur Utama Antasari Place A.H. Bimo Suryono menambahkan, progres pembangunan itu sudah bisa dilihat di site yang sudah ada tiga crane bekerja dengan proses cepat. “Kami sedang mengerjakan bagian podium dan beberapa lantai di atasnya, targetnya akhir tahun 2024 unit di tower pertama ini sudah bisa diserahterimakan sambil kami mempersiapkan tower kedua,” lugasnya.

INPP juga telah menunjuk rekanan dan konsultan untuk menggarap proyek ini seperti PTI Architect untuk arsitektur yang elegan. Guna menjamin kekokohan bangunan dan struktur telah ditunjuk PT Gistama Intisemesta, PT Citrapesona Hijau untuk menggarap lansekap, hingga konsultan fasad Paul Adam Façade untuk menghadirkan gedung yang nyaman dan aman terhadap cuaca.

Antasari Place mencakup dua tower yang terdiri dari 980 unit dan 621 unit yang dikonsep untuk menjadi mixed use lifestyle di kawasan premium Jakarta Selatan yang masih menawarkan hunian seharga Rp1 miliaran. Konsep, lokasi, hingga berbagai sarana yang disediakan ini untuk menyasar kalangan profesional muda di salah satu kawasan bisnis dan dekat dengan kawasan hunian kelas atas seperti Kemang dan Pondok Indah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here