Strategi Penerapan Kredit Skoring untuk Pengembangan Microfinance

CBI dan NBI Nepal diskusikan strategi penerapan kredit skoring untuk pengembangan microfinance dalam studi banding LPPI

Marketing.co.id – Berita Marketing | Direktur Bisnis dan Layanan CBI (Credit Bureau Indonesia) Anton K Adiwibowo berbagi studi kasus mengenai peran kredit biro terhadap kemajuan UMKM Indonesia di hadapan 13 pemegang keputusan perusahaan lembaga keuangan mikro dari Nepal.

Momen tersebut terjadi pada program diskusi dan studi banding bertemakan Microfinance Scoring System Management yang diadakan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) bekerja sama dengan National Bank Institute (NBI) Nepal.

Adapun tujuan dari program diskusi dan studi banding ini adalah untuk membagikan pengetahuan, best-practice dan gambaran mengenai perkembangan lembaga keuangan mikro, regulasi, strategi, kebijakan serta manajemen risiko  bisnis UMKM di Indonesia. Khususnya memberikan wawasan mengenai pengaplikasian kredit skoring sebagai parameter dalam analisa pengambilan keputusan penyaluran fasilitas kredit dan pemantauan portofolio debitur dalam skala lokal dan nasional, terutama untuk pengembangan UMKM.

Berdasarkan outlook-nya, UMKM merupakan sektor bisnis terbesar di Indonesia. Indonesia mempunyai lebih dari 50 juta pelaku UMKM yang mewakili 97 persen dari semua badan usaha di Indonesia dan berkontribusi kurang lebih 30 persen untuk pertumbuhan GDP. Hal yang senada juga terjadi di Nepal. Perekonomian nasional Nepal ditopang oleh UMKM yang berkontribusi pada penyediaan 45 persen dari semua lapangan pekerjaan di negara tersebut.

Namun, UMKM di Nepal masih membutuhkan pembiayaan sebesar USD3,6 miliar, sedangkan pembiayaan yang telah disalurkan baru mencapai USD731 juta. Dengan memaparkan studi kasus UMKM di Indonesia, LPIP menargetkan program studi banding tersebut dapat memberikan inspirasi dan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana penerapan sistem kredit skoring sebagai salah satu alat manajemen risiko, dapat mengakselerasi inklusi keuangan dan pengembangan UMKM di Nepal.

“CBI berharap best practice kami dapat bermanfaat untuk membantu para top management mengambil keputusan yang prudent dan strategis dalam menganalisa risiko dan pemantauan kredit debitur,” kata Komisaris Utama CBI Ronald T. Andi Kasim.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa misi prioritas CBI adalah berfokus pada konsumen (customer-centric), dengan menghadirkan produk, layanan dan informasi yang inklusif, akurat dan reliable bagi perusahaan atau individual. Dengan demikian, CBI dapat membantu para anggotanya menjangkau dan mendukung lebih banyak UMKM Indonesia untuk berkembang.

Sementara itu, Direktur Utama CBI Agus Subekti mengatakan, salah satu komitmen CBI sebagai biro kredit di Indonesia adalah mengedepankan edukasi, fasilitasi, dan advokasi dalam memberikan layanan informasi perkreditan.

“Berkat LPPI, program edukasi kami dapat menjangkau audiens luar Indonesia yang antusias untuk mengetahui bagaimana produk dan layanan kami dapat membantu memajukan UMKM Indonesia,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.