Survei Epson 48% Optimis Perubahan Iklim Lebih Baik

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Saat ini marak isu mengenai perubahan iklim yang sudah sangat mengkhawatirkan di seluruh dunia. Menurut temuan terbaru dari Climate Reality Baromoter kedua dari Epson, kesadaran untuk mencegah perubahan iklim ini merupakan suatu tantangan bagi banyak orang.

Survei Epson tersebut mengungkap, di sisi lain banyak orang optimis bahwa bencana iklim dapat dihindari dalam hidup mereka. Beberapa variasi signifikan yang dipercaya mempengaruhi faktor-faktor optimisme tersebut antara lain seperti ekonomi dan usia.

Yasunori Ogawa, Presiden Global Epson memberikan komentarnya, “Saat dunia berkumpul nanti di Conference of The Parties (COP)27, kami berharap wawasan mengenai Barometer Realitas Iklim ini akan membantu pemerintah, industri dan individu untuk meningkatkan upaya mencegah bencana iklim yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Kami tahu jalan masih panjang, namun kami percaya dapat membangun masa depan jika kita bekerja sama dan bertindak dari sekarang.”

Masalah keuangan menjadi perhatian utama karena faktor “perbaikan ekonomi” dan “kenaikan harga” berada di urutan teratas dalam daftar prioritas responden. Perubahan iklim malah menempati urutan ketiga.

Sebelum Conference of The Parties (COP)26 pada November 2021, 46% responden global optimis bahwa bencana iklim dapat dihindari seumur hidup. Namun saat COP 27 di Mesir, optimisme malah meningkat menjadi lebih dari 48%. Hal ini terlepas dari dampak perubahan iklim selama setahun terkahir yang menunjukkan ‘defisit realitas’ pada orang-orang yang memiliki kesalahpahaman akan dampak perubahan iklim di masa depan untuk dunia.

Optimisme lebih rendah malah ditemui di sebagian besar negara maju, daripada di negara berkembang, seperti terlihat dalam data berikut:

  • Masing-masing negara anggota G7 semua mencatat tingkat optimisme secara signifikan di bawah rata-rata global 48%: Kanada (36,6%); Prancis (22,5%); Jerman (23,8%); Italia (25,2%); Jepang (10,4%); Inggris (28,4%); dan AS (39,4%).
  • Ekonomi yang berkembang pesat dan tumbuh cepat mencatat tingkat optimisme iklim secara signifikan di atas rata-rata global: China (76,2%); India (78,3%); Indonesia (62,6%); Kenya (76%); Meksiko (66%); dan Filipina (71,9%).

Selain ekonomi, usia juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi optimisme. Rentang usia tertua dan termuda berada dalam usia 55 tahun ke atas yang menginginkan penyelesaian masalah perubahan iklim global paling mendesak (22,2%) dan kelompok usia 16-24 tahun sebanyak 19,3% sehingga menempatkan mereka di peringkat kedua survei berdasarkan usia.

Ilmuwan lingkungan dan Co-CEO Change by Degrees, Dr Tara Shine menjelaskan, “Tujuh tahun terakhir ini kita menghadapi risiko nyata melewati batas suhu yang aman. Namun dari survei ini kita akhirnya mengetahui bahwa orang-orang di seluruh dunia tetap berharap tindakan pemerintah dan perusahaan akan mampu mengubah masyarakat menjadi lebih baik.”

Dari survei ini diketahui antara tahun 2021 dan 2022, jumlah responden yang memiliki atau berencana untuk berjalan kaki dan/atau bersepeda lebih banyak meningkat sebanyak 31,8% dari 83,7% menjadi 87,2%. Perubahan ke energi terbarukan bertumbuh 18,6% dari 78,2% menjadi 82,4%.

Lebih mengejutkan adalah peralihan ke kendaraan listrik yang meningkat 10,6% dari 68% menjadi 72,7%. Sedangkan adopsi pola makan sehat meningkat 16,5% dari 67,6% menjadi 68,9%. Berkurangnya perjalanan bisnis dan liburan internasional juga meningkat menjadi 23% dari 65,1% menjadi 68,2%. Fokus mengunjungi banyak destinasi liburan di dalam negeri dan mengganti perjalanan bisnis dengan menggunakan rapat online menjadi pilihan.

Sementara banyak individu telah mulai melakukan banyak perubahan positif, diharapkan pemerintah dan sektor bisnis juga perlu mengatur keberlanjutan untuk mengembangkan teknologinya. Hal ini perlu dilakukan agar dunia dapat memenuhi target perubahan iklim dan menghindari perubahan yang tidak perlu.

Perencanaan untuk jangka panjang dan memungkinkan orang untuk mengambil tindakan iklim sekarang adalah tindakan paling kuat yang dapat dilakukan negara-negara untuk mempertahankan optimisme iklim, mengurangi polusi karbon, dan membangun ketahanan terhadap dampak iklim.

Marketing.co.id: Portal berita Marketing dan Bisnis.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.