Tekad Poltekpar Palembang dalam Mengembangkan Wisata Olahraga

Marketing.co.id – Sektor pariwisata merupakan salah satu unggulan bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini menjadi salah satu penghasil devisa terbesar bagi negara. Mengutip laman Okezon.com, pada tutup buku 2018, sektor ini mampu mengalahkan sektor migas dan menjadi penyumbang devisa terbesar dengan nilai mencapai lebih dari US$19,2 miliar.

Pariwisata berkembang bukan hanya destinasinya (daerah tujuan wisata), namun juga konten atau jenis pariwisata yang ditawarkan. Salah satu jenis pariwisata yang mulai digemari yakni wisata olahraga (sport tourism). Contoh wisata olahraga yang banyak digemari adalah maraton dan balap sepeda. Sambil berolahraga, wisatawan bisa menikmati panorama alam suatu daerah wisata.

Banyak faktor yang mesti diperhatikan jika ingin mengembangkan industri pariwisata, seperti daya tarik destinasi dan konten wisatanya, aksesibilitas, infrastruktur, dan akomodasi. Tak kalah pentingnya yaitu sumber daya manusia (human capital) yang mengelola pariwisata. Ibaratnya, SDM menjadi the man behind the gun. Semenarik apa pun destinasi wisata yang ditawarkan, kalau SDM yang menangani kurang mumpuni, hasilnya tidak akan maksimal.

Bicara SDM pariwisata berarti merujuk pada institusi pendidikan sebagai pencetak para lulusan yang akan bekerja di sektor ini. Salah satu institusi pendidikan tersebut yakni Poltekpar Palembang yang berlokasi di Jalan Sapta Pesona, Kompleks Jakabaring Sport City. Dikutip dari situs poltekpar-palembang.ac.id, Poltekpar Palembang merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang kepariwisataan.

Menurut Zulkifli Harahap, Poltekpar Palembang merupakan perguruan tinggi pariwisata ke-5 di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Didirikan tahun 2016, Politeknik ini memiliki 4 program bidang studi: 3 bidang studi Hospitality dan 1 bidang studi Manajemen Perjalanan.

Salah satu kekhasannya, Poltekpar mendapatkan mandat dari Kemenpar dan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan wisata olahraga. “Karena awalnya dibangun, kampus ini dipersiapkan untuk mencetak SDM-SDM terampil dalam rangka persiapan Asian Games 2018, sehingga saya dan teman-teman dosen fokus mengembangkan sport tourism,” tutur Direktur Politeknik Pariwisata Palembang ini dalam wawancara virtual.

poltekpar, poltekpar palembang, palembang polytechnic of tourism, politeknik pariwisata (poltekpar) palembang
Zulkifli Harahap, Direktur Poltekpar, Palembang. Foto: Istimewa.

Zulkifli menegaskan, dia dan segenap civitas akademika merasa tertantang untuk mengembangkan wisata olahraga di Indonesia, karena di luar negeri subsektor ini sudah menjadi unggulan dan menyumbang banyak devisa bagi negara. “Sebagai institusi pendidikan pariwisata pertama di Sumsel, kami fokus pada pengembangan SDM untuk mengelola berbagai event, termasuk event olahraga,” tuturnya.

Digital Sport Tourism

Wisata olahraga terus berkembang, sehingga muncul varian baru digital sport tourism yang mengombinasikan aktivitas olahraga dengan teknologi digital. Seperti dituturkan Zulkifli, digital sport tourism sudah berkembang cukup pesat di Jepang.

Ia mencontohkan olahraga Hado yang populer di Jepang. Olahraga ini memanfaatkan teknologi digital tanpa menghilangkan aktivitas fisik. Dikutip dari sports.abs-cbn.com, kedua tim yang bertanding di Hado tetap melakukan gerakan fisik berupa melempar dan menghindar. Sorak-sorai penonton pun membuat suasana makin hidup.

Poltekpar Palembang sudah mengirim tiga dosennya untuk memantau langsung perkembangan digital sport tourism di Negeri Sakura tersebut. “Yang menarik di sana, olahraga Hado sudah memanfaatkan teknologi tanpa meninggalkan unsur olahraganya. Tetap berkeringat, tetap menjaga sportivitas walaupun dengan bantuan aplikasi,” ungkapnya.

Mengantisipasi perkembangan sport tourism dan digital sport tourism, Poltekpar Palembang berencana membuka program studi baru Sport Tourism. Program studi ini diperuntukkan bagi jenjang Diploma 4 atau Sarjana Terapan Pariwisata. Tahun depan rencananya program studi Sport Tourism akan diajukan ke Dirjen Dikti.

“Kita terus memantau bagaimana perkembangan sport tourism, karena ini menjadi tren baru, apalagi dengan metode aplikasi atau teknologi digital. Sehingga ini menjadi kawah candra dimuka bagi kami untuk pengembangan wisata olahraga termasuk dengan metodologi e-sports,” tutur pemegang gelar Magister Manajemen Pariwisata STP Bandung ini.

Zulkifli mengatakan, olahraga lari yang melibatkan banyak peserta (mass sport) berpotensi menggunakan teknologi digital. Selain itu, mengacu pada kesuksesan Hado di Jepang, sepak takraw juga cocok jika memanfaatkan teknologi digital. “Tetap ada dua grup dan menggunakan teknologi, tapi tidak ada kontak fisik di antara dua tim. Tapi, kedua tim seolah-olah bertanding sungguhan,” kata dia.

Secara pribadi Zulkifli tertarik pada pariwisata karena ada kredo yang menyatakan “tourism should be able to improve peoples’ quality of life”. Pariwisata katanya harus bisa menyenangkan orang lain dan meningkatkan kualitas kehidupan. “Saya orangnya senang menyenangkan orang, sejak dulu jiwa saya sudah ditempa,” tutur alumnus BPLP Bandung—kini Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung.

Sebagai profesional di bidang pariwisata, dia menyukai destinasi wisata Bali. Di Bali semua sudah terbentuk dengan baik; atraksi, amenity, dan aksesibilitas. Semua bisa menjadi atraksi di Pulau Dewata, termasuk pembakaran jenazah atau Ngaben. Di samping itu, banyak rute penerbangan internasional menuju Bali serta tersedianya berbagai merek hotel internasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.