Tips Masuk Bisnis Fashion versi Yukka, Founder Brodo

Siapa yang tak kenal dengan Brodo, merek sepatu asal Bandung ini memang cukup populer di kalangan para remaja dan eksekutif muda. Meski begitu, menurut Muhammad Yukka Harlanda, salah seorang founder Brodo, persaingan bisnis di dunia fashion diaku sangat ketat.

Pasalnya, fashion merupakan bisnis yang tergolong mudah dimasuki. Contohnya Brodo, yang menurut Yukka hanya dimulai dengan uang sebesar Rp 7 juta.

brodo store kemang
Berkat kegigihan Yukka, Brodo sudah memiliki store di Kemang

“Persaingan ketat sekali. Barier to entry ke bisnis ini sangat kecil, cukup dengan modal Rp 2 juta pun kita sudah bisa bikin brand clothing / sepatu sendiri,” jelas Yukka.

Meski begitu, Brodo mengaku tidak mau kalah dengan pengusaha fesyen lain, baik pemain muda, maupun pemain tua.

“Sekarang di tim Brodo, kami fokus ke great design dan great service. Terus memberikan yang terbaik dan melakukan perbaikan tiap hari. Asal fokus ke customer bukan ke persaingan, kami percaya kami bisa jadi yang terbaik,” ucap pria lulusan ITB tersebut.

Muhammad Yukka Harlanda, pria lulusan ITB yang menjadi salah satu founder dan kunci sukses brodo
Muhammad Yukka Harlanda, pria lulusan ITB yang menjadi salah satu founder dan kunci sukses brodo

Nah, buat Anda yang ingin coba memasuki dunia bisnis, khususnya fesyen, Yukka memberikan sedikit saran untuk kalian.

  1. Merangkul kemajuan teknologi khususnya internet. “Ini adalah daya saing yang kita miliki untuk mengalahkan generasi yang lebih tua. Generasi kita punya kelebihan di kefasihan dalam dunia digital,” papar Yukka.
  2. Memulai bisnis sesuai dengan minat dan menggunakan internet sebagai medium distribusinya. “Pelajari tekniknya di Google dan YouTube. Dua situs itu adalah ensiklopedia pengetahuan yang paling praktis,” katanya lagi.

Digital marketing itu amat sangat impactful. Kalau nggak ada digital marketing, nggak akan ada Brodo. Kita pakai semuanya, email marketing, Facebook Ads, Google Adwords, Google Display Network, sampai yang gratis seperti YouTube, Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain,” ujar Yukka.

Hanya dua memang perbedaan antara anak muda dan orang tua yang akan memulai bisnis. Pertama, anak muda menguasai berbagai platform digital yang sedang marak. Kedua, ketika gagal berbisnis, anak muda masih memiliki opsi lain, yaitu bekerja. Meski begitu, pengaruhnya cukup besar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.