Dampak Kenaikan BBM Bersubsidi sudah Diantisipasi?

Marketing.co.id  –  Berita Financial Services | Di tengah ancaman inflasi karena pemerintah baru saja menaikkan harga BBM bersubsidi, perekenomian Indonesia diprediksi akan tetap solid. Beragam indikator ekonomi masih menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat hingga beberapa waktu ke depan, meski ada faktor kenaikan harga BBM bersubsidi yang berpotensi menaikkan angka inflasi. Demikian sinyalmen dari Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Menurut Krizia, Indonesia masih terus menunjukkan tren penguatan ekonomi hingga akhir tahun ini. Kenaikan harga BBM bersubsidi tak dielakkan dalam jangka pendek berpotensi membuat kenaikan angka inflasi dan berpengaruh ke daya beli masyarakat.

“Namun kenaikan harga BBM bersubsidi ini sebetulnya sudah diantisipasi oleh pasar, sementara momentum pemulihan ekonomi Indonesia saat ini telah ada di level penguatan, sehingga dampak dari kenaikan telah dimitigasi. Dari sisi anggaran negara, kenaikan harga BBM membuat anggaran pemerintah menjadi lebih terjaga dan tepat sasaran, sehingga Indonesia masih menjadi pasar yang dilirik oleh investor asing,” paparnya.

Baca juga: Pemerintah Salurkan BLT BBM

Krizia justru mengingatkan, yang harus diwaspadai investor saat ini lebih ke faktor global, dimana pengetatan bank sentral yang terlalu agresif, berpotensi mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi global.

“Selain itu, masih belum selesainya konflik Rusia-Ukraina turut berdampak pada harga komoditas dan tekanan inflasi yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter bank sentral global,” tuturnya lagi.

antrean BBM di SPBU
Pengendara sepeda motor antre membeli BBM di salah satu SBPU. Foto: Situsenergi.com

Investasi Reksa Dana Saham Lebih Menarik

Kondisi makro ekonomi Indonesia yang lebih solid yang disertai dengan pertumbuhan laba perusahaan yang diperkirakan tumbuh pada laju yang sehat, diharapkan dapat mendorong pergerakan pasar saham. Dalam jangka panjang, peluang investasi di reksa dana saham jelas masih menarik. Namun di tengah situasi global yang masih volatil, ada baiknya investor melakukan diversifikasi aset dan menambah porsi kepemilikan investasi di instrumen yang memiliki tingkat korelasi rendah antar aset pada portofolionya, contohnya seperti di reksa dana campuran.

Kenapa reksa dana campuran? Kondisi pasar yang dinamis, jelas dia, menawarkan peluang yang menarik bagi investor.

Baca juga: Pegadaian Ajak Nasabah Premium Investasi Emas

“Berinvestasi pada beragam jenis kelas aset reksa dana sekaligus, seperti saham, obligasi, dan pasar uang dalam satu portofolio investasi dapat menjadi cara yang efektif untuk meraup peluang guna memacu pertumbuhan investasi kita. Reksa dana campuran memungkinkan investor untuk mendapatkan return yang lebih optimal dengan risk yang lebih terjaga,” tuturnya.

Bagaimana dengan saham? Pasar saham ke depannya masih memberikan peluang yang menarik. Perlu diingat juga bahwa investor sebaiknya tetap melakukan diversifikasi pada investasinya, terlebih karena masih adanya tekanan dari global.

“Tetap perhatikan, bahwa dalam memilih portofolio investasi, investor harus menyesuaikan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi masing-masing,” pungkas dia.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.